ARTICLE

Wed - Jul 25, 2018 / 3538 / Parenting

Anak Berani, Kasar, dan Pemarah? Lakukan Hal Ini Sebelum Terlambat!

Mengajarkan anak agar bisa memaafkan dan mengampuni itu susah-susah gampang. Memberi pengertian kepada mereka mudah, tapi apakah kita sudah menjadi teladan dan membuat anak tidak kepahitan karena cara mendidik kita itulah yang sulit.

Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.(Kolose 3:21)

Orang tua yang gayanya suka memerintah, mengatur, dan overprotektif adalah contoh yang buruk bagi anak. Kenapa? Karena anak bisa belajar dan mendapatkan gambaran bagaimana caranya menjadi ‘orang tua’ dari sudut pandang yang salah. Tukang ngatur, suka memerintah, pendapat anak selalu salah, lebih baik anak diam saja daripada dimarahi, orang tua selalu benar dan anak harus patuh apapun keputusannya walaupun ia tidak suka bahkan sedih menjalaninya.

Baca juga: TERNYATA PR BERDAMPAK BURUK LHO UNTUK PERKEMBANGAN ANAK, TAPI KENAPA YA?

Sadar tidak sadar, hal ini membangun karakter anak menjadi seorang yang kurang mempunyai kreativitas dan inisiatif. Mereka tidak berani menyatakan pendapat atau isi hati dan pikirannya karena takut salah bahkan dimarahi. Anak jadi tidak berkembang secara optimal karena ide, kemampuan, bakat, dan minat terpendam begitu saja. Malah bisa saja anak menjadi dendam pada orang tuanya karena kepahitan.

Sumber: devatop.org

Anak yang seringkali mendapat perlakuan kasar secara fisik maupun verbal bahkan ditekan oleh orang tuanya, mereka jadi mempunyai prinsip, ‘awas ya nanti kalau sudah dewasa saya akan balas itu semua’. Mereka juga memiliki kemungkinan berperilaku keras dan kasar, dan bisa saja menjadi seorang pelaku kejahatan. Minimal secara verbal. Inilah salah satu contoh, kenapa ada tindakan bullying di sekolah.

Tahukah SuperParents, apa akibatnya ketika orang tua tidak bisa mengubah karakternya dan terus bersikap memerintah, mengatur, overprotektif, dan kasar? Alkitab menggambarkannya di Amsal, yang berbunyi:

Anak yang bebal menyakiti hati ayahnya, dan memedihkan hati ibunya.(Amsal 17: 25)

Baca juga: CARA MUDAH DAN ALKITABIAH UNTUK MENJELASKAN “APA ITU MALAIKAT” KEPADA ANAK

Alih-alih menjadikan anak yang kuat, tegar, dan menghargai/ menghormati orang tua, anak malah menyakiti dan membuat orang tuanya bersedih. Hatinya yang sedari kecil sudah sakit, akhirnya menjadi kebas dan keras pada orang lain. Kepahitan ini tidak mudah diobati lho.

Lalu apa yang harus dilakukan SuperParents?

Sumber: Hot Moms Club

1. Hindari berbicara kasar dan keras kepada anak ataupun orang lain di depan anak.

Hindari berkata-kata kasar karena akan menimbulkan kesakit-hatian anak. Memang SuperParents tidak menuainya sekarang, tapi mungkin suatu saat nanti anak bisa melakukan hal yang sama kepada Anda. Hadapi anak dengan sabar dan hikmat dari Tuhan dalam berkata-kata. Jangan gampang terpancing emosi ya. Ajari anak juga untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan sopan.

 

2. Dilarang memukul anak dan memukul orang lain di depan anak.

Kalau Anda mau anak tidak tumbuh menjadi seorang yang kejam dan mudah menyakiti orang lain, maka jangan contohkan hal itu kepada mereka. Anak dapat dengan mudah merekam peristiwa ketika Anda memukul lho, kemudian bisa saja ia akan meniru tindakan tersebut suatu saat nanti. Anak bisa memiliki pemahaman bahwa memukul itu bukanlah tindakan yang salah.

Baca juga: BAHAYA! JANGAN TERAPKAN HELICOPTER PARENTING PADA ANAK KARENA INI AKIBATNYA

3. Jangan berteriak dan membentak.

Seburuk apapun suasana hati Superparents, usahakan untuk berbicara dengan intonasi nada yang wajar. Tentunya Anda tidak mau donk anak punya kebiasaan  berteriak bahkan membentak orang lain saat berbicara.

 

4. Jangan menjadikan keluarga atau orang lain sebagai bahan candaan di depan mereka.

Memang bercanda itu menyenangkan, tapi kalau berlebihan bisa menjadi hal yang serius. Anak bisa tumbuh tidak menghormati dan menghargai orang lain karena ia mengikuti jejak Anda. Yang paling parah, bisa saja mereka juga tidak menghormati Anda suatu saat nanti. (CC)

Sumber: dari berbagai sumber

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK