SuperParents, yuk kita merenung sejenak! Pernahkah kita membuat kesalahan? Bagaimana perasaannya? Sekarang, coba bayangkan perasaan itu juga dirasakan oleh anak-anak kita. Saat mereka berbuat salah dan mendapat respon negatif, rasa sedih dan kecewa pasti menyelimuti mereka. Dampaknya langsungnya jelas, anak-anak bisa langsung kehilangan kepercayaan diri, ketakutan untuk berinovasi, dan sikap defensif yang bisa memicu kebohongan.
Seperti yang SuperParents tahu, bahwa di setiap kesalahan terdapat pembelajaran. Anak-anak bisa mengumpulkan pengalaman dari kegagalan dan keberhasilan, membentuk karakter tangguh yang bisa pulih dari tekanan. Bagaimana caranya kita menerima kesalahan anak?
Pertama, kita harus memahami perasaan dan pandangan kita terhadap kesalahan. Apakah kita menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak bisa ditoleransi, sehingga merespons secara berlebihan terhadap anak? Apakah ada rasa takut dinilai orang lain atau menjadi orang tua yang buruk?
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. (Galatia 6:1)
Selanjutnya, mari kita regulasi perasaan-perasaan tersebut untuk mencegah responsyang terlalu berlebihan. Ajarkan anak untuk belajar tanpa takut membuat kesalahan. Berikan waktu pada mereka untuk berbagi cerita tentang kesalahan mereka. Anak akan menjadi kuat ketika mereka bisa berdamai dengan kesalahan dan mengambil pelajaran agar tidak mengulanginya.
Buatlah anak merasa nyaman menceritakan kesalahannya dengan tanggapan positif seperti, 'Kamu salah memilih? Terus apa yang kamu lakukan?' atau 'Belajar apa dari kesalahanmu?' Ingatkan mereka bahwa tak perlu takut gagal, karena latihan dan kesalahan akan membuat mereka lebih kuat.
Lebih dari itu, berbagi kesalahan kita sendiri dan mendiskusikannya bersama anak dapat menciptakan lingkungan dimana kesalahan bukanlah sesuatu yang menakutkan. Mari bersama-sama memperbaiki cara kita merespons anak, memberikan tanggapan positif, dan memberikan nasihat yang membangun. Hindari merendahkan dan membentak anak, mari ciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK