ARTICLE

Wed - Mar 28, 2018 / 3836 /

5 Cara Mengajarkan Anak untuk Memberi, Karena Lebih Bahagia Memberi Daripada Menerima

Paulus dalam Kisah Para Rasul 20: 35 mengatakan,”Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.'

Menelaah pada kata-kata yang diucapkan Tuhan Yesus ini sepertinya aneh ya. Bagaimana kita bisa bahagia kalau memberi? Bukankah seharusnya yang berbahagia adalah orang yang sudah diberi karena mendapatkan sesuatu? Tapi jika melihatnya dari kacamata Paulus, ia ingin menjelaskan bahwa meskipun kita berbahagia ketika menerima, akan lebih bahagia lagi ketika kita bisa memberi.

Oleh karena “memberi” adalah konsep yang penting dalam kehidupan Kristiani, sebaiknya sedari dini anak juga bisa belajar untuk memberi tanpa ada rasa penyesalan. Ini juga bisa membantu mereka saat dewasa belajar bahwa kebahagiaan tidak bisa dinilai dari uang, melainkan bagaimana membuat orang lain tersenyum, berterima kasih, dan bahagia.  Caranya mudah:

1. Orang tua menjadi teladan dengan mencontohkannya terlebih dulu.

Sumber: stayathomemum.com.au

Menurut Vicki Hoefle penulis buku The Straight Talk of Parenting, sebelum Anda mulai mengajarkan anak berdonasi atau berbagi dengan orang lain, anak perlu memiliki pengalaman memegang dan mengambil keputusan atas uangnya sendiri. “Kedermawanan sendiri merupakan hasil dari pengalaman dan praktik yang dilakukan anak-anak setelah ia mampu menghargai dan mengelola uang dengan baik,” ujar Vicki.

SuperParents bisa memberikan pengalaman untuk melakukan donasi dan berbagi. Kemudian biarkan anak untuk berbagi lewat uang jajannya sendiri. Mungkin bisa dengan berdonasi ke lembaga yang membantu anak membutuhkan, mengantarkan oleh-oleh ke tetangga, memberikan perhatian pada anak-anak panti asuhan, dll.

 

2. Ajak anak untuk melakukan charity atau datang ke acara amal.

Sumber: stayathomemum.com.au

Mengajarkan anak untuk memberi bisa dimulai dari hal yang sederhana seperti menyisihkan barang-barang bekas milik mereka yang masih bisa dipakai, lalu diberikan ke panti asuhan yang membutuhkan. Atau anak bisa membuka garage sale dari barangnya, dan hasil uangnya didonasikan.

Jangan lupa sampaikan pada anak tentang tujuan melakukan garage sale ini, baerapapun hasil bantuan akan didonasikan, dan mengapa kita harus membantu orang lain. Proses belajar memberi ini perlu diulang berkali-kali dan membutuhkan waktu. Setelah ia paham dan mau mencoba berdonasi, ajarkan beberapa cara lain berdonasi sesuai pemahaman anak akan konsep donasi.

 

3. Memahami kebutuhan orang lain.

Sumber: stayathomemum.com.au

Saat balita Anda merengek, “Pokoknya, aku mau es krim sekarang!”, jangan langsung marah dan menuduhnya egois. Menurut Wayne Dosick, penulis buku Golden Rules: The Ten Ethical Values Parents Need to Teach Their Children, menuduh anak egois tak mengajarkan hal baik apa pun pada anak. Justru ini bisa menjadi momen untuk mengajarkan anak bersikap dermawan, dengan memikirkan kebutuhan orang lain.

Misalnya, katakan pada anak, “Kakakmu, kan juga suka es krim, dan dia sudah lama tidak makan es krim. Ayo, ajak kakak makan es krim bersama”. “Cara terbaik mengatakan ‘Hei, jangan egois!’ adalah dengan mengatakan ‘Yuk, peduli dengan orang lain’,” ujar Dosick.

 

4. Mengajarkan anak tentang disiplin keuangan sejak dini.

Sumber: cuteedge.Com

Hoefle mencontohkan, sejak anak berusia Taman Kanak Kanak orang tua sebaiknya sudah mengajarkan tentang pendapatan.  Misalkan dengan uang jajan. Jadi apabila ia menginginkan sesuatu barang, orang tua bisa mengarahkan pada uang jajan mereka dahulu.

Hal ini penting agar bisa mengajarkan kepada mereka bagaimana mengelola keuangan dan tidak menghamburkannya. Memang tidak semuanya anak yang harus membayar, tapi orang tua bisa memilah bagian mana yang perlu anak pelajari. Contohnya memberli permen atau camilan.

Cara ini merupakan bagian dari proses belajar menjadi konsumen cerdas sekaligus bertanggungjawab terhadap pengeluaran pribadi. Saat ia mampu membuat pengeluaran yang efisien, ia juga akan mampu menyisihkan uang untuk orang lain dan rencana keuangan pribadinya.

 

5. Memberi = bahagia.

Sumber: stayathomemum.com.au

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada Kisah Para Rasul 20: 35, Kita bisa menjelaskan saat kita memberi, sebenarnya kita juga diuntungkan,lho. Anak merasa bahagia, saat bisa memberi pada orang lain. Berikan contoh ketika memberi kepada anak di panti asuhan, mereka begitu berbahagia, dan kebahagiaan itulah yang menjadi kebahagiaan anak juga.

Beritahu bila kebahagiaan sebenarnya bersumber dari rasa syukur, bukan dari mahal atau kerennya barang yang dimiliki karena semua memiliki batas waktu penggunaan. Tentunya, kita tidak boleh memaksa anak untuk memberi sesuatu pada orang lain. Begitu pula, melarang anak memberi sesuatu kepada temannya.

Sumber: Dari berbagai sumber

Baca juga:

“MEMBERI” LEBIH MEMBAHAGIAKAN DARIPADA MENERIMA LHO. KARENA ANDA BISA BELAJAR INI

MANAKAH PERBUATAN BAIK YANG LEBIH BAIK MENURUT ANDA, ATASANKAH ATAU SUPIRNYA?

4 CARA JITU MENGAJARKAN ANAK UNTUK MENJADI BERKAT

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK