Pada 21 April, masyarakat Indonesia memperingatinya sebagai Hari Kartini, mengingat sosok pahlawan perempuan yang memperjuangkan nasib dan kesetaraan para perempuan pribumi lewat dunia pendidikan. Kartini yang saat itu lahir dari keluarga priyayi beruntung bisa menikmati pendidikan dan berbagai fasilitas lainnya, namun tidak demikian dengan perempuan-perempuan pribumi saat itu.
Dengan segala keterbatasannya, Kartini melangkah dan mewujudkan visinya agar para perempuan bisa mengenyam pendidikan, berdaya dan berdampak dalam berbagai bidang. Walau dia tidak berumur panjang dan melihat dampak dari apa yang telah ia lakukan, namun apa yang ia tulis dalam surat-suratnya dan juga sekolah yang ia mulai menjadi sebuah inspirasi untuk membuat sebuah perubahan.
Wanita tidak lagi sebagai sosok korban, tidak lagi menjadi orang yang tak berdaya karena 'dijajah' pria seperti ungkapan dalam sebuah lagu. Namun perempuan adalah sosok penopang, penolong yang kuat, dan berdaya, yang tidak menyerah dengan keterbatasannya; Yang memiliki hati yang besar untuk mengasihi anak-anaknya, suaminya dan juga orang-orang disekelilingnya, dan berjuang untuk memberi yang terbaik bagi mereka.
Kembali berkaca kepada Alkitab, Tuhan Yesus Kristus juga memberi ruang yang besar untuk wanita berperan dalam pelayanan. Ada banyak ayat yang mencatat bahwa ada perempuan-perempuan yang mengikut Yesus yang menopang pelayanan-Nya (Markus 15:40-41), mulai dari hal kecil seperti Marta yang sibuk dengan urusan dapur, atau Maria yang begitu dekat dengan-Nya, Maria ibu Yesus yang memperhatikan pelayanan-Nya dari awal hingga Ia dikuburkan. Bahkan tercatat bahwa wanita-wanita tersebut yang pertama kali datang ke kubur karena mereka ingin mengurapi mayat Yesus, namun Dia telah bangkit dan menampakkan diri kepada mereka. Merekalah saksi-saksi pertama yang Yesus utus untuk memberitakan tentang kebangkitan-Nya kepada murid-murid-Nya.
Sejak awal penciptaan, Tuhan sudah merancangkan peran yang khusus untuk perempuan. Dia telah memperlengkapi perempuan dengan segala yang dibutuhkan untuk bisa berperan sebagai seorang isteri, ibu dan juga seorang pribadi yang berdampak untuk lingkungannya. Ini bukanlah hak istimewa, namun sebuah kehormatan, sebuah kesempatan istimewa, walau jalannya tidak selalu mudah.
Sama seperti Kartini di masa itu menghadapi berbagai tantangan di jamannya, demikian juga dengan perempuan masa kini. Namun jangan berhenti, jangan takut dan jangan goyah, karena Tuhan memiliki sebuah rancangan unik untuk setiap pribadi, yang hanya dia bisa menggenapinya.
Selamat hari Kartini para perempuan Indonesia. Teruslah berkarya dan muliakanlah Tuhan melalui hidupmu.
Sumber : Jawaban.com (Puji Astuti)
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK