SuperParents! Pernah merasa gak, jadi orang tua itu seperti jadi 'polisi' bagi anak-anak? Terus menerus memberi perintah, 'Jangan lakukan ini!', 'Harus begitu!', tanpa penjelasan yang cukup. Atau malah sebaliknya, terlalu longgar sampai anak bingung mana batasan yang benar.
Banyak orang tua berpikir bahwa semakin keras aturan yang diberikan, semakin baik anak akan tumbuh. Padahal, anak membutuhkan lebih dari sekadar aturan—mereka butuh pendampingan, kasih, dan pemahaman. Jika kita hanya memerintah tanpa menjelaskan, anak akan tumbuh dalam ketakutan, bukan kesadaran. Sebaliknya, jika kita terlalu lembut tanpa batasan, anak bisa kehilangan arah.
Menjadi orang tua otoritatif berarti kita menetapkan standar dan ekspektasi yang jelas, tetapi juga memberikan dukungan emosional. Kita mendisiplinkan dengan kelembutan, bukan kemarahan. Kita tidak hanya mengatakan 'tidak boleh,' tetapi juga menjelaskan 'mengapa.'
Kebanyakan orang tua terjebak antara otoriter (keras, kaku dan banyak aturan) atau permisif (terlalu bebas). Tapi ada jalan tengah yang lebih baik yaitu parenting otoritatif—tegas tapi penuh kasih, punya standar jelas tapi juga tetap membangun kedekatan.
Contoh sederhana:
Otoriter: 'Pokoknya tidur jam 9, nggak boleh nanya!'
Otoritatif: 'Nak, kita tidur jam 9 ya, supaya besok segar buat sekolah. Kalau kurang tidur, nanti ngantuk di kelas lho.'
Parenting otoritatif memberi aturan jelas tapi juga memberi alasan yang bisa diterima anak. Hasilnya? Anak tidak hanya patuh karena takut, tapi paham mana yang baik untuknya.
BACA JUGA: Cara Menjadi Orang Tua Idaman: Menjadi Sosok yang Dulu Kita Harapkan
Untuk menjadi orang tua yang otoritatif, kita bisa menerapkan prinsip POWER:
- P – Prinsip Firman Tuhan
Alkitab mengajarkan kita untuk mendidik anak dalam kasih dan kebenaran (Amsal 22:6). Jangan hanya mengandalkan logika atau kebiasaan, tetapi bimbing anak dengan nilai-nilai Tuhan.
- O – Optimis
Percayalah bahwa anak bisa belajar dan berubah. Jangan mudah menyerah saat mereka melakukan kesalahan. Berikan kesempatan untuk mereka bertumbuh.
- W – Waktu
Anak butuh perhatian, bukan hanya aturan. Luangkan waktu berkualitas bersama mereka agar hubungan tetap erat.
- E – Energi
Mendidik anak dengan cara yang benar butuh usaha lebih. Bersabarlah, karena hasilnya akan sepadan dengan investasi yang kita berikan.
- R – Respek
Bangun rasa hormat anak pada SuperParents, bukan perasaan takut. Begitu juga sebaliknya, hormati anak sebagai individu. Dengarkan pendapat mereka dan ajarkan bahwa mereka juga memiliki suara dalam keluarga.
Anak yang dibesarkan dengan cara ini cenderung:
- Lebih percaya diri karena merasa didengarkan.
- Bertanggung jawab karena paham alasan di balik aturan.
- Tetap dekat dengan orang tua meski sudah besar.
'Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.' (Amsal 22:6)
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK