SuperParents, pernahkah menerima kritik atau bahkan dituduh melakukan sesuatu yang tidak benar?
Misalnya kritik dari orang tua/ mertua tentang cara kita mengasuh anak. Atau mungkin di kantor, kita dituduh melakukan kesalahan yang sebenarnya bukan salah kita? Atau yang paling menyakitkan, kita menerima kritik yang datang dari pasangan hingga anak sendiri?
Rasanya kita semua pernah mengalaminya. Tapi hari ini, mari belajar dari Ayub. Bayangkan betapa sakit hatinya Ayub ketika sahabat-sahabatnya sendiri menuduhnya pasti melakukan dosa besar sampai mengalami penderitaan seperti itu.
Padahal Ayub tahu dirinya tidak bersalah, bahkan Tuhan sendiri menyatakan bahwa Ayub adalah orang yang benar dan setia.
Tapi lihat respon Ayub yang luar biasa: Ayub 13:15 BIMK Jika Allah hendak membunuhku, aku berserah saja, namun akan kubela kelakuanku di hadapan-Nya.
Nah, SuperParents, dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering menghadapi situasi seperti ini:
Tetangga yang mengkritik cara kita mendisiplin anak
Mertua yang selalu menyalahkan keputusan parenting kita
Rekan kerja yang menuduh kita tidak kompeten
Bahkan anak sendiri yang bilang 'Papa/Mama nggak adil!'
bBACA JUGA: Tuhan Menjawab Setiap Pergumulan
Di saat-saat seperti ini, kita bisa:
Tarik napas dulu sebelum bereaksi. Ingat, reaksi pertama kita seringkali berasal dari emosi.
Serahkan pada Tuhan seperti Ayub. Tuhan tahu kebenaran yang sebenarnya.
Belajar membedakan kritik yang membangun dengan tuduhan yang menjatuhkan.
Tetap lakukan yang terbaik meski orang lain tidak memahaminya.
SuperParents, ingatlah:
Tuhan lebih tahu isi hati kita daripada orang-orang yang menuduh
Kritik orang lain tidak menentukan nilai kita di mata Tuhan
Kesetiaan kita pada kebenaran lebih penting daripada pembelaan diri
Bagaimana selama ini kita merespons kritik dan tuduhan? Apakah kita langsung terpancing emosi atau tetap tenang dan berserah kepada Tuhan?
Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa kita akan bebas dari kritik dan tuduhan. Tapi Dia berjanji akan selalu membela orang yang setia kepada-Nya. Seperti Ayub, mari tetap percaya meski orang lain tidak memahaminya. Karena pada akhirnya, penilaian Tuhanlah yang paling penting.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK