Akhir tahun sering kali terlihat seperti waktu yang penuh sukacita.

Banyak orang merayakan pencapaian, liburan, dan kebersamaan dengan keluarga. Media sosial dipenuhi senyum dan cerita bahagia. Namun di balik semua itu, tidak sedikit orang yang justru menutup tahun dengan hati yang tidak utuh. Ada yang lelah karena perjalanan panjang, ada yang berduka karena kehilangan, dan ada pula yang masih bergumul dengan pertanyaan hidup yang belum menemukan jawaban.

Di tengah hari-hari yang tidak baik-baik saja, Tuhan tidak meminta kita berpura-pura kuat.

Firman Tuhan mengingatkan bahwa Ia dekat kepada orang-orang yang patah hati. Tuhan tidak menunggu kita rapi, tenang, atau penuh ucapan syukur untuk datang kepada-Nya. Ia hadir justru ketika hati kita sedang berantakan, ketika kata-kata sulit disusun, dan ketika air mata lebih mudah jatuh daripada senyum.

BACA JUGA : 7 Rekomendasi Daerah Tempat Liburan Keluarga Akhir Tahun yang Ramah Anak

Sering kali kita berpikir iman berarti selalu tegar, selalu positif, dan tidak boleh mengeluh.

Padahal iman juga berarti keberanian untuk datang kepada Tuhan apa adanya dengan lelah, kecewa, bingung, dan pertanyaan yang belum terjawab. Tuhan tidak tersinggung oleh kejujuran kita. Ia tidak menolak hati yang rapuh. Ia mendekat dan menenangkan.

Mungkin hari ini kita belum melihat jawaban atas doa-doa kita. Mungkin situasi hidup belum berubah seperti yang di harapkan. Namun kehadiran Tuhan adalah pengharapan itu sendiri. Ia tidak meninggalkan kita berjalan sendirian. Ia melangkah Bersama kita, satu hari demi satu hari, satu kekuatan kecil demi satu kekuatan kecil.

Tuhan tidak selalu mengubah keadaan dengan cepat, tetapi Ia setia menguatkan hati yang mau bersandar kepada-Nya. Dan sering kali, itu sudah cukup untuk melewati hari ini.

Download PDF

Miranda Rachel

Penulis Konten

Share :