Esau hampir membunuh adiknya sendiri. Tapi 20 tahun kemudian, mereka justru berpelukan. Apa rahasia perubahan radikal ini?
Konflik dalam keluarga bisa jadi luka terdalam yang sulit disembuhkan. Apalagi kalau konflik itu dipicu oleh pengkhianatan dan rasa tidak adil yang disimpan bertahun-tahun. Itulah yang terjadi dalam kisah Esau dan Yakub.
Ketika Yakub menipu ayahnya dan merebut berkat yang seharusnya untuk Esau, hati Esau hancur. Ia bukan hanya marah, tapi menyimpan dendam yang begitu besar sampai berniat membunuh adiknya sendiri. Kejadian 27:41 mencatat, “Esau menaruh dendam kepada Yakub... dan berkata dalam hatinya: 'Hari-hari berkabung karena ayahku akan segera datang; maka aku akan membunuh Yakub, adikku itu.'”
Namun 20 tahun kemudian, hal mengejutkan terjadi. Saat Yakub akhirnya kembali dan takut menghadapi Esau, ia justru disambut dengan pelukan. Esau berlari menghampirinya, merangkul dan menangis. (Kejadian 33:4)
Apa yang terjadi selama dua dekade itu?
Alkitab tidak menceritakan secara rinci proses batin yang dialami Esau, tapi kita bisa melihat hasilnya: Esau melepaskan dendam dan memilih kasih. Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Esau memilih untuk memulihkan hubungan yang hancur.
Di sinilah kita belajar satu hal penting: dendam tidak akan pernah menyembuhkan luka. Tapi kasih bisa.
BACA JUGA: Berbohong Sama dengan Menyakiti?
Sebagai orang tua, kita juga kadang menyimpan luka dari masa lalu—disakiti orang tua, dibohongi saudara, atau dikhianati orang terdekat. Tanpa sadar, luka itu bisa membentuk cara kita memperlakukan pasangan dan anak-anak. Kita mudah marah, sulit percaya, atau dingin secara emosional.
Namun hari ini, Tuhan mengingatkan: rekonsiliasi itu mungkin. Luka bisa dipulihkan. Tapi semuanya dimulai dari keberanian untuk melepaskan.
Bagaimana caranya?
Akui luka kita. Jangan pura-pura kuat. Ceritakan pada Tuhan dan orang yang bisa dipercaya.
Berdoa untuk kekuatan mengampuni. Ampuni bukan berarti melupakan, tapi memilih untuk tidak menyimpan dendam.
Buka ruang untuk rekonsiliasi. Kadang perlu waktu, tapi hati yang terbuka bisa menyembuhkan hubungan.
Tuhan tidak pernah merancang keluarga untuk saling menyakiti. Ia merancang keluarga sebagai tempat kasih dan pemulihan.
Hari ini, mari kita belajar dari Esau. Jika ia bisa melepaskan dendam setelah 20 tahun luka, maka tidak ada luka keluarga kita yang terlalu berat untuk dipulihkan bersama Tuhan.
Yuk, mulai dari langkah kecil: lepaskan satu beban hari ini. Karena damai itu selalu lebih kuat daripada luka.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK