Di tengah pelayanan, ibadah, lagu rohani, dan persekutuan, kita sering merasa sudah berada di tempat yang paling aman secara spiritual. Tapi apakah benar begitu? Apakah lingkungan yang 'paling rohani' otomatis membawa kita semakin dekat dengan Tuhan?
Faktanya, tidak selalu.
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga...” (Matius 7:21)
Ini adalah peringatan yang keras bahwa keterlibatan dalam aktivitas rohani tidak otomatis mencerminkan kedekatan dengan Tuhan. Kita bisa berada di tengah ibadah tapi hati kita kosong. Kita bisa memimpin pelayanan, tapi motivasi kita hanya pengakuan. Kita bisa dikelilingi hal-hal kudus, tapi malah semakin jauh dari kekudusan itu sendiri.
Lingkungan rohani bisa jadi tempat nyaman untuk menyembunyikan motivasi yang salah: haus pengakuan, ingin terlihat suci, atau sekadar menjalani rutinitas tanpa hati. Kita terjebak dalam 'penampilan iman' di mana segalanya tampak benar di luar, tapi hati kita perlahan kehilangan rasa takut akan Tuhan.
Yesaya 29:13 menuliskan:
“Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.”
Tuhan tidak mencari orang-orang yang pandai bicara rohani, tapi yang sungguh-sungguh lapar akan hadirat-Nya. Orang yang duduk diam mendengar Tuhan, bukan hanya sibuk berbicara tentang Tuhan.
Kita perlu ingat bahwa pelayanan bukanlah 'jalan pintas' untuk menyenangkan Tuhan. Ia rindu hubungan yang murni dan pribadi, bukan aktivitas-aktivitas yang kosong. Ketika kita terlalu sibuk melakukan untuk Tuhan sampai lupa berjalan bersama Tuhan, saat itulah kita sedang dalam bahaya.
2 Timotius 3:5 juga mengingatkan:
“Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.”
Aktivitas ibadah tanpa relasi yang nyata dengan Tuhan hanya akan menciptakan kekeringan rohani yang terselubung.
BACA JUGA : Naik Tapi Nggak Turun-Turun? Inilah 3 Hal yang Tuhan Ajarkan Lewat Musa
Lingkungan rohani bisa jadi berkat besar jika kita tetap rendah hati, terus belajar, dan tidak kehilangan fokus: Tuhan sendiri.
Karena pada akhirnya, keselamatan bukan tentang seberapa rohani lingkungan kita tapi seberapa nyata hubungan kita dengan Tuhan.
'Tetapi Aku akan menunjukkan kepadamu siapa orang yang mendengarkan perkataan-Ku dan melakukannya.' (Lukas 6:47)
Download PDFSuperbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK