Saat ini, kita sering mendengar tentang LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) yang semakin diperbincangkan. Hal ini terjadi tidak hanya di luar negeri, tapi juga di Indonesia. Meskipun kontroversial, sebagai orang tua, kita perlu menyadari bahwa ada kesalahpahaman dalam pola asuh yang bisa memengaruhi perkembangan anak dan mengakibatkan pandangan yang keliru terkait identitas seksual.
Namun, dari mana sebenarnya LGBT ini berasal? Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, termasuk pengalaman traumatis atau pola asuh yang kurang tepat. Ada banyak cerita menginspirasi tentang orang-orang yang berhasil mengatasi permasalahan ini.
Untuk memastikan anak-anak kita tumbuh dengan benar, mari kita bahas apa saja kesalahan dalam pola asuh yang sebaiknya dihindari agar anak tidak terpengaruh menjadi LGBT:
Kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua sangat penting dalam perkembangan anak. Kurangnya kasih sayang ini bisa berdampak buruk pada pertumbuhan emosional dan identitas anak. Jika anak tidak merasa dicintai oleh orang tua, mereka mungkin mencari pengakuan dan kasih sayang dari sumber yang salah.
'Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.' (Amsal 22: 6)
Baca Juga: BUKAN HANYA DI LUAR, KONTEN ANAK BERBAU LGBT JUGA SUDAH TERSEBAR DI INDONESIA
Keberadaan ayah yang stabil dalam kehidupan anak memiliki peran penting dalam membentuk identitas dan rasa aman anak. Pengalaman Teddy Andrew, salah satu narasumber Solusi Talks, menunjukkan bahwa kehilangan figur ayah membuatnya merasa kekurangan perlindungan dan kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan dari ayahnya.
'Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.' (2 Korintus 6:18)
Setiap keluarga memiliki cara sendiri dalam mendidik anak. Namun, penting untuk memperlakukan anak sesuai dengan identitas gender mereka dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka. Menyediakan lingkungan yang sesuai dengan identitas gender anak dapat membantu mencegah orientasi seksual yang salah.
Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, kita perlu berhati-hati dengan dampak negatifnya. Konten LGBT bisa terselip di antara konten anak-anak. Sebagai orang tua, kita harus mengontrol akses mereka terhadap gadget dan memantau konten yang mereka konsumsi.
Baca Juga: Homoseksual Sudah Ada Sejak Alkitab Belum Ditulis! Lihat Fakta Alkitab-nya di Sini!
Pendidikan tentang identitas gender dan seksual adalah bagian penting dari pendidikan yang seimbang. Kurangnya pemahaman ini bisa menyebabkan anak bingung tentang jati diri dan orientasi seksualnya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita perlu memberikan pemahaman yang benar mengenai hal ini sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak.
Sebagai orang tua, mari mendekatkan diri pada nilai-nilai kebenaran yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Kita bisa mengajarkan anak-anak tentang kedua jenis kelamin yang diciptakan oleh Tuhan. Berikanlah penjelasan yang sesuai dengan usia mereka agar mereka bisa mengerti dengan baik.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK