ARTICLE

Wed - Oct 22, 2025 / 174 / Inspirational

Iman yang Sejati Tidak Butuh Bukti : Sadrakh, Mesakh, Abednego

Percaya, Sekalipun Tidak

Sebagai orangtua dan guru, kita sering berharap semua doa untuk anak atau murid kita segera dijawab. Kita ingin melihat hasilnya cepat: perubahan perilaku, hati yang lembut, iman yang tumbuh. Tapi kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego mengingatkan kita iman sejati bukan soal hasil, tapi soal siapa yang kita percayai.

“Sekalipun Allah tidak melepaskan kami, kami tidak akan menyembah patung itu.” (Daniel 3:18)

Tiga pemuda ini percaya, bukan karena Tuhan pasti menolong sesuai harapan, tapi karena mereka mengenal siapa Tuhan yang mereka sembah.

Berikut tiga hal yang bisa kita pelajari sebagai SuperParents dan SuperTeachers dari iman mereka.

1. Iman sejati tidak menuntut bukti

Kadang kita ingin cepat melihat perubahan pada anak: lebih rajin berdoa, lebih taat, lebih baik. Tapi seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, iman sejati tetap berdiri sebelum ada hasilnya. Percayalah, Tuhan sedang bekerja di hati anak-anak itu — meski prosesnya belum terlihat.

BACA JUGA : Saat Elisa Sudah Tiada, Kuasa Tuhan Masih Bekerja

2. Tuhan layak dipercaya, bukan karena Ia selalu memberi sesuai keinginan kita

Sebagai pembimbing, kadang kita kecewa ketika usaha kita tidak segera berhasil. Tapi Tuhan tidak pernah berhenti bekerja hanya karena kita tidak melihatnya.

Sama seperti ketiga pemuda itu, kita belajar untuk berkata, “Sekalipun tidak, aku tetap percaya.” Karena kasih dan kuasa Tuhan tidak berubah.

3. Mujizat terbesar bukan ketika anak langsung berubah, tapi ketika kita tetap percaya

Ada masa di mana anak atau murid kita seperti “di dalam api” keras kepala, marah, atau jauh dari Tuhan. Tapi justru di situ Tuhan hadir.
Kehadiran-Nya di tengah proses adalah mujizat itu sendiri. Tugas kita bukan memadamkan apinya, tapi tetap berdiri teguh dalam doa dan iman.

Percaya, sekalipun tidak. Karena lewat keteguhan iman kita, anak-anak akan belajar arti percaya kepada Tuhan tanpa syarat. Dan siapa tahu, dari kesetiaan kita, lahir generasi yang juga berani berkata, 'Aku tetap percaya, sekalipun tidak'

Miranda Rachel

Penulis Konten
Share :

Tags :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK