Dalam kisah anak yang hilang, seringkali kita hanya berfokus pada si anak bungsu yang pulang setelah menyadari kesalahannya dan pengampunan dari sang ayah yang membuat kita belajar tentang kasih yang luar biasa. Namun, ada bagian lain dari cerita ini yang tak kalah penting: respons anak sulung.
Ketika ia melihat ayahnya merayakan kepulangan adiknya yang tersesat, ia merasa marah dan tidak adil. Anak sulung, yang selalu setia bekerja bagi ayahnya, merasa kecewa dan marah. Ia lupa bahwa selama ini dia telah menikmati segala kebaikan yang dimiliki ayahnya. Anak sulung merasa iri dan tidak puas, meskipun sebenarnya dia telah menerima banyak berkat yang luar biasa.
Anak sulung telah memiliki segalanya—rumah, kasih sayang ayahnya, dan berkat yang melimpah—namun karena fokus pada apa yang dia rasa tidak adil, dia kehilangan rasa syukur. Terkadang, kita juga bisa merasa seperti anak sulung. Ketika kita melihat orang lain mendapatkan sesuatu yang besar atau istimewa, kita mungkin merasa cemburu atau iri.
Kita terjebak untuk membandingkan diri kita dengan orang lain dan merasa bahwa kita kurang dihargai. Kita bisa lupa untuk bersyukur atas berkat yang sudah kita miliki setiap hari. Padahal, Tuhan selalu memberikan berkat setiap hari yang kita tidak sadari.
BACA JUGA: Mengucap Syukur kepada Tuhan Setiap Hari
Kisah ini mengingatkan kita bahwa rasa syukur seharusnya selalu ada dalam hati kita, meskipun situasi tampak tidak adil. Seperti halnya anak sulung yang seharusnya bisa melihat bahwa dia telah mendapatkan segala yang dia butuhkan, namun dia lupa untuk bersyukur.
Begitulah Tuhan telah memberi kita banyak hal yang patut kita syukuri, dan kita tidak boleh membiarkan rasa iri mengaburkan pandangan kita terhadap semua kebaikan-Nya. Mari kita belajar untuk tidak iri atau merasa tidak puas, tetapi bersyukur atas apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
Untuk meneguhkan renungan ini, SuperParents bisa ajak anak-anak untuk merenungkan dan menuliskan daftar berkat yang mereka miliki setiap hari, baik yang besar maupun yang kecil. Setelah itu, ajak mereka untuk mengucap syukur dalam doa bersama, mengingat bahwa setiap berkat yang mereka terima adalah tanda kasih Tuhan yang setia.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK