ARTICLE

Thu - Jul 26, 2018 / 3374 / Parenting

Apa yang Harus Kita Lakukan Kalau Anak Sudah Mulai Berbohong?

Semua orang pernah berbohong. Bahkan anak kecilpun bisa berbohong. Tapi bagaimana kalau anak kita atau anak sekolah minggu mulai melontarkan kalimat bohong?

Sejak manusia jatuh kedalam dosa, tidak seorangpun bisa luput dengan dosa, apalagi berbohong. Ada yang bilang bohong terbagi menjadi 2, bohong putih dan bohong hitam. Kalau putih maksudnya kita berbohong demi kebaikan. Tapi kalau bohong hitam ya benar-benar memutarbalikkan fakta, dirancang untuk menyesatkan, memanipulasi, dan menghindari konsekuensi.

Baca juga: 10 TIPS DAN TRIK MUDAH MEMBUAT DUNIA ANAK MENJADI LEBIH BAHAGIA DAN SUKSES!

Alkitab sendiri secara blak-blakkan membahas tentang dusta yang dilakukan oleh berbagai tokoh di dalamnya lho. Coba di buka Alkitabnya di Kejadian 27: 1- 46, Yosua 2: 1-24, Kisah Para Rasul 5: 1-11. Nah jadi dibenarkan nggak sih tentang bohong putih itu? Firman Tuhan sendiri berkata, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Matius 5:37)

Sumber: Kids Are Special - Blogger

Jadi ya mau bohong kecil, bohong putih kek, tetap yang namanya bohong itu tidak bisa dibenarkan. Bagaimana kalau anak mulai belajar mencari-cari alasan dengan berbohong? Nah inilah waktunya kita melatih dan mengajarkan mereka 4 hal ini:

1. Berikan anak alternatif lain selain berbohong.

Misalnya nih, saya kerap kali menjumpai seorang anak yang secara ataupun tidak sengaja merusak suatu barang. Berikan mereka penjelasan bahwa konsekuensi ketika mereka jujur mengakui dan berbohong untuk menutupi kesalahannya itu berbeda lho. Ketika mereka jujur, mungkin orang tua atau guru akan marah, tapi setelah itu bisa dicari jalan keluarnya bersama.

Berbeda apabila mereka berusaha berbohong. Bisa saja malah orang lain yang terkena akibat dari kesalahannya, atau kalau ketahuan hukumannyapun sudah berat. Selain mereka tidak jujur, mereka juga tidak berusaha memperbaiki kesalahan. Kedepannya mereka tidak akan belajar untuk mencari solusi dan selalu mencari pembenaran atas perbuatannya walaupun harus mengorbankan orang lain. Bahaya kan kalau anak sampai begitu?

 

2. Berbicara dengan tenang.

Fokuslah pada tindakan anak bukan pada kebohongan atau anak itu sendiri. Jangan ajukan pertanyaan yang menuduh dan menekan untuk mendengar pengakuan mereka. Sajikan saja fakta-fakta yang kakak atau SuperParents dapatkan sambil memberikan pengertian kepada anak.

Untuk anak diatas 5 tahun, SuperTeacher dan SuperParents bisa mengatakan, “Kakak lihat kamu tadi melakukannya lho. Itu bukan hal yang baik.” Kemudian dengan tenang, sarakankan tindakan yang lebih baik untuk menyelesaikannya. Misalnya meminta maaf, memperbaikinya bersama, dan anjurkan anak untuk berkata sebenarnya.

 

Sumber: HuffPost

3. Hindari hukuman yang terlalu keras.

Hukuman yang keras menciptakan ketakutan akan hukuman, tapi tidak membuat anak sadar secara moral dan mengubah perilakunya. Berikan pengertian dan konsekuensi yang sesuai. Alasan yang dapat SuperParents atau SuperTeacher gunakan bisa lewat kisah Alkitab dan ayatnya. Misalnya Amsal 19: 22.

Baca juga: ORANG TUA WAJIB MENONTON VIDEO INI, KARENA MEREKALAH “CERMIN” ANAK-ANAK!

4. Berikan contoh.

Kita sebagai orang yang lebih dewasa harus jadi teladan donk. Nah akui kesalahan kita di depan anak. Ketika anak melihat kita menangani kesalahan, mereka akan belajar dan memampukan dirinya untuk mengatasi permasalahan. Hindari lho kak untuk menceritakan kebohongan itu sendiri. Misalnya karena kakak atau SuperParents belum terpikir contoh konkritnya, jadinya mengarang atau mengada-ada. Sekali lagi, pakailah contoh yang benar-benar pernah dilakukan.

Dalam mengajarkan hal ini, kita juga harus konsekuen dengan apa yang kita ajarkan. Jangan sampai kita mengajarkan mereka untuk tidak berbohong, padahal kita sendiri kerap kali berbohong. (CC)

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK