'Mama, beliin es krim!!!'
'Aku nggak mau mandiiii!!!'
Pernahkah SuperParents menghadapi situasi seperti ini? Anak tiba-tiba berteriak, entah karena marah, frustrasi, atau sekadar ingin cari perhatian. Reaksi pertama kita? Seringkali ikut teriak balik, 'Jangan berteriak!!!'
Tapi tahukah kita? Membalas teriakan dengan teriakan justru membuat anak belajar bahwa berteriak adalah cara yang 'boleh' dipakai saat emosi. Lalu, bagaimana sebaiknya kita merespons?
Saat anak berteriak, emosi kita sering langsung terpancing. Tapi sebelum bereaksi, coba tenangkan diri dulu, ambil napas dalam-dalam selama 3 detik. Ingat: Kita tidak bisa mengajarkan anak mengontrol emosi jika kita sendiri tidak terkontrol. Walau nggak mudah. Tapi ketika kita bisa tetap tenang, anak belajar bahwa emosi bisa dikendalikan.
Alih-alih berteriak balik, coba dekati anak. Tatap matanya dan bicara dengan suara lembut, “Kamu ngomongnya pelan-pelan aja ya, Mama/Papa tetap dengar kok walau gak teriak.” Atau terkadang kita juga perlu pelan dan tegas, misalnya: 'Adik, Mama dengar kamu teriak. Apa yang kamu rasakan? Marah? Sedih? Bisa cerita pelan-pelan?'
Dengan cara ini, anak merasa didengarkan, bukan dihakimi.
BACA JUGA: Anak Kasar & Susah Dibilangin? Coba Lakuin 4 Kebiasaan Kecil Ini Yuk Parents!
Setelah anak lebih tenang, bantu ia mengenali emosinya dan beri alternatif:
'Kalau marah, tarik napas dulu, lalu bilang: 'Aku marah karena...''
'Kalau butuh bantuan, coba katakan: 'Mama, tolong aku...''
Praktikkan bersama dalam situasi sehari-hari. Misal: 'Coba sekarang Adik minta air minum tanpa teriak, ya.'
'Tadi Adik bilang 'Aku kesal mainannya direbut' tanpa teriak. Hebat! Mama bangga!'
Pujian kecil seperti ini memperkuat perilaku positif anak.
Anak-anak belajar paling besar dari melihat. Jadi, kalau kita ingin mereka lebih tenang, maka kita juga perlu menunjukkan ketenangan.
Anak berteriak = butuh bantuan mengelola emosi, bukan sengaja menguji kesabaran kita.
Konsistensi adalah kunci. Butuh waktu bagi anak untuk mengubah kebiasaan.
SuperParents, ketika kita merespons dengan tenang, anak belajar bahwa masalah bisa diselesaikan tanpa teriak-teriak.
'Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.' (Amsal 22:6)
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK