Ayo angkat tangan, siapa yang masih bingung kenapa kita diumpamakan seperti domba dalam Alkitab? Apakah ada yang berpikir karena domba itu manis, lucu, dan polos? Atau memang karena ada analoginya?
Pastinya ada alasan Tuhan mengumpamakan kita, umat-Nya dengan gambaran domba dan Dia adalah gembala yang baik. Nggak mungkin kan Tuhan menciptakan gambaran domba ini hanya supaya kita nggak takut, karena domba itu bukan hewan pemangsa. Tapi coba kita lihat yuk dari karakteristik domba dan penjelasannya.
Kesannya kok domba hewan yang maaf kata, bodoh ya. Dengan mudah ikut arahan. Bahkan ada kisah yang menggambarkan domba yang bisa dengan mudah ikut-ikutan saat beberapa domba di depannya melompati tali di depannya. Setelah talinya dihilangkan pada domba kelima, misalnya, domba lain dibelakangnya tetap melompat seakan ada tali.
Melihat tingkah lucu domba ini, secara tidak sadar Tuhan sendiri sedang berbicara tentang kita. Kita bagaikan domba yang bisa mengikuti siapapun tanpa berpikir, tidak punya arah, dan tidak bisa membela diri saat mengalami kesulitan.
“Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yesaya 53: 6)
Baca juga : 5 TIPS BAGI ORANG TUA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER KRISTUS DALAM DIRI ANAK
Domba punya kemampuan luar biasa untuk mengenali suara gembalanya, karena mereka makhluk yang emosional. Hebatnya, mereka juga bisa mengenali suara orang asing dan pergi menjauhinya. Domba juga mudah cemas, tertekan, atau sedih kalau teman-temannya mati.
Sama seperti domba, kita juga bisa merasakan cemas, stres, dan sedih. Oleh karena itu, penting agar kita bisa kenal suara gembala kita agar tetap bisa tenang saat masalah menghadang. Jika tidak, kita bisa digiring oleh ‘suara asing’ dan mengalami bahaya.
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10: 27)
Tidak seperti unta, kuda ataupun keledai, domba tidak membawa beban di tubuhnya karena mereka tidak kuat. Sama seperti kita. Justru Tuhanlah yang membawa dan memikul segala beban dan dosa kita (Mazmur 55:22a).
Saat domba haus, dia akan berhenti di sebuah kubangan air kotor depan mereka, alih-alih berjalan lebih jauh sedikit untuk mendapatkan air yang jernih dan bersih. Menyedihkannya, mereka puas karena telah meminum air kotor itu. Domba tidak bisa tahu apa yang terbaik untuk dirinya kalau tidak ada gembala yang mengarahkan mereka ke air yang bersih dan jernih. (Mazmur 23: 1-2)
Baca juga : JANGAN LARANG ANAK MENDEBAT, MELAINKAN ATASI DENGAN CARA INI
Di zaman Yesus, domba termasuk harta karena bisa menghasilkan susu, daging, wol, dan keturunan. Tuhan memakai perumpamaan domba adalah kita (manusia) karena kita ini berharga dan tidak ternilai. Saking sangat berharganya, Dia rela memberikan nyawa-Nya untuk menebus dosa kita.
Sama seperti domba, kita tidak memiliki arah jika kita tidak berjalan bersama Yesus, sang gembala yang baik. Dia selalu memberikan perlindungan dan arahan, tanpa meminta kita membawa beban. Semoga kita semua menyadari bahwa nilai kita benar-benar sangat berharga seperti domba yang dianggap sebagai harta (Wahyu 7: 17).
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK