ARTICLE

Mon - Oct 30, 2017 / 2608 /

4 Hal yang Harus Anda Bicarakan dengan Anak Ketika Mereka Keranjingan Gadget dan Media Sos

Sebagai GSM pastinya kesal ya jika saat sekolah minggu, ada anak yang keranjingan bermain dengan gadget-nya sehingga tidak memperhatian Anda. Apalagi orang tua yang anaknya sudah sangat sulit dilepaskan dari gadget Anda atau miliknya. Inilah saatnya Anda mulai membatasi mereka untuk bermain dengan gadget dan peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Sebagai generasi yang dilahirkan di era digital ini, orang tua tentu saja tak punya andil apapun untuk mencegah pertumbuhan teknologi yang semakin tak terbatas. Tapi, orang tua tetap bisa mengawasi dan mencegah dampak buruk teknologi ini terjadi terhadap anak-anak.

 

Baca juga: BANTU ANAK SUKSES DI ERA DIGITAL DENGAN KECERDASAN DIGITAL MELALUI TAHAP INI

 

Salah satu cara paling mudah melindungi anak dari pengaruh buruk gadget dan media sosial adalah dengan terus membangun komunikasi atau percakapan seputar fenomena yang terjadi di tengah era digital ini. Menjadi orangtua yang lebih banyak tahu soal dunia maya dan media sosial benar-benar penting guna membantu anak-anak memakai teknologi yang ada di tangan mereka dengan bijak.

Berikut tiga percakapan seputar gadget dan media sosial yang harus dilakukan orangtua dan anak:

1. Ingatkan anak bahwa bermain dengan gadget itu ada waktunya, lalu batasi mereka

Anda harus memberikan pengertian kepada anak bahwa mereka harus membagi waktu, terutama dalam bermain gadget. Jangan sampai mereka mengorbankan waktu istirahat dan belajar mereka hanya karena mereka keranjingan bermain dan update status. Ajarkan anak bahwa mereka punya waktu maksimal 2 jam dalam sehari untuk memegang gadget. Jika tidak menurut, Anda bisa melatih mereka dengan hukuman kecil agar mereka sadar seberapa besar ketergantungan mereka pada gadget. Misalnya dengan menyita gadget, tidak membelikan paket data atau menghentikan wifi, dan cara lainnya.

 

2. Ingatkan anak supaya tidak sembarangan menulis atau memposting sesuatu di sosial media

Bermain media sosial ibarat naik ke atas panggung dengan sebuah mikrofon. Jika anak sama sekali tidak punya ide untuk dituliskan maka sebaiknya jangan menulis atau mem-posting sesuatu di sana.

Banyak anak-anak remaja yang sengaja merusak diri mereka sendiri dengan mengirimkan hal-hal yang kurang baik dan tidak pantas di media sosialnya. Padahal jejak media sosial itu akan terekam sampai kapanpun. Sehingga ketika kelak mereka beranjak dewasa dan harus masuk keperguruan tinggi atau dunia kerja, banyak orang yang akan mudah menilainya dari setiap ucapan atau postingannya di media sosial. Kesalahan bisa dihindari apabila anak menimbang lebih dulu tentang apa yang akan dipostingnya: Apakah hal itu adalah sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi orang lain atau justru hanya akan menimbulkan dampak yang kurang baik?

 

Baca juga: 8 KETERAMPILAN DIGITAL YANG HARUS DIPELAJARI ANAK

 

3. Ingatkan anak untuk tidak menjadikan media sosial sebagai patokan untuk menilai siapa dirinya

Instagram adalah salah satu sosial media yang paling digandrungi saat ini. Rata-rata penggunanya pun berlomba mencari popularitas dari postingan-postingan gambar mereka, berlomba mengumpulkan like dan juga pengikut. Dan hal inilah yang dikhawatirkan bisa membuat anak kehilangan kendali dan mempengaruhi kepribadiannya secara tidak langsung. Ada banyak anak remaja yang dalam kasus berubah dalam seketika dan mulai mengubah dirinya menjadi sesuatu yang menarik perhatian di dunia maya. Akibatnya, anak pun kehilangan jati diri dan gambaran dirinya sebagai pribadi yang utuh.

Karena itulah penting sekali bagi orangtua untuk menjelaskan ke anak soal gambar diri dan juga identitas pribadi anak di mata Tuhan. Tanpa media sosial pun anak adalah pribadi yang berharga dan unik di mata Tuhan. Kepercayaan inilah yang tak boleh hilang dari pemikiran anak.

 

4. Ingatkan bahwa satu-satunya tujuan dari bermain media sosial adalah untuk membuat hidup lebih baik dan lebih kaya, bukan malah lebih menderita karena iri hati dan persaingan.

Bukan rahasia lagi bahwa media sosial bisa jadi wadah yang memicu rasa cemburu, insecure, tertolak, dan keinginan untuk membanding-bandingkan.  

Padahal, tujuan sosial media yang sebenarnya bukan untuk merusak hidup kita. Sebaliknya, media sosial harusnya jadi wadah untuk memperkaya hidup kita. Karena itu, supaya anak tak terjebak dengan semua rasa-rasa yang tidak sehat itu, penting bagi orangtua untuk menjelaskan anak perlu belajar mengendalikan emosi dan membatasi anak membuka media sosial.

Memberikan pemahaman soal baik dan buruknya media sosial kepada anak jauh lebih baik daripada mengawasi setiap aktivitas mereka sepanjang hari. Percayalah, saat pola pikir anak dibenahi maka mereka pastinya akan lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu hal. Karena itu, teruslah menanamkan nilai-nilai positif kepada anak supaya mereka pun bisa membagikan nilai-nilai positif pula kepada orang lain bahkan lewat media sosialnya.

Sumber: Jawaban.com

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK