SuperParents, bagaimana jika anak kita menjadi korban kekerasan di sekolah atau lingkungan pergaulannya?
Kenyataan bahwa kita tidak mungkin bisa selalu ada di samping mereka untuk melindungi mereka dari segala macam bahaya yang ada.
Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk membekali anak-anak kemampuan membela diri dengan bijak.
Bayangkan seorang anak yang terus-menerus diganggu oleh teman-temannya di sekolah. Awalnya mungkin hanya candaan, tetapi lama-kelamaan berubah menjadi ejekan dan dorongan fisik.
Anak yang tidak tahu cara membela diri akan cenderung diam, merasa takut, dan kehilangan rasa percaya diri. Mereka bisa merasa tidak berharga, bahkan membawa trauma ini hingga dewasa.
Mengajarkan anak untuk membela diri bukan berarti mengajarkan mereka untuk melawan dengan kekerasan saja. Sebaliknya, kita mengajarkan mereka untuk berani berbicara, melindungi diri, tahu kapan harus meminta bantuan, dan memberi perlawanan dengan kekerasan jika diperlukan.
BACA JUGA: Sadari 3 Dampak Psikologis Pada Anak yang Sering Disalahkan
Ajarkan anak untuk mengatakan 'Tidak!' atau 'Berhenti!' dengan suara tegas saat ada yang mengganggu mereka. Sikap tegas ini sering membuat pelaku berpikir dua kali.
Latih anak untuk selalu bersikap percaya diri—berdiri tegak, berbicara dengan jelas, dan menunjukkan bahwa mereka tidak takut. Sikap ini bisa mencegah pelaku melakukan hal buruk.
Katakan pada anak bahwa tidak apa-apa untuk meminta bantuan. Jika mereka merasa tidak bisa mengatasi sendiri, ceritakan kepada guru, orang tua, atau orang dewasa yang bisa dipercaya.
Pastikan anak memahami bahwa kekerasan bukan cara utama. Perlawanan hanya boleh dilakukan jika situasi sudah benar-benar darurat dan tidak ada pilihan lain.
Mengajarkan anak membela diri bukan berarti mengajarkan mereka untuk menjadi kasar, tetapi melindungi diri sendiri adalah hak setiap orang. Anak perlu tahu bahwa mereka berharga dan tidak boleh membiarkan siapa pun menyakiti mereka.
SuperParents, mari kita mulai membicarakan hal ini dengan anak-anak kita. Dengan kasih dan dukungan kita, mereka akan tumbuh menjadi anak yang berani, bijak, dan tahu kapan harus bertindak.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK