Belakangan ini, banyak gereja di Indonesia yang kekurangan guru sekolah Minggu. Bahkan, banyak pelayanan sekolah Minggu yang tidak punya kurikulum pengajaran karena guru sekolah Minggunya sudah cukup umur, bahkan sudah tidak ada guru sekolah MInggu. Sampai akhirnya, gembala atau ibu gembala merangkap jadi guru sekolah Minggu.
Kira-kira, kenapa ya kak, banyak orang yang tidak mau melayani sekolah Minggu? Lalu, gimana sih caranya agar banyak orang yang terbeban dengan generasi anak dan menawarkan diri mereka menjadi pelayan sekolah Minggu? Yuk, coba kita cari tahu kak.
Baca juga: MENGENAL ANAK SEKOLAH MINGGU KU: (PART 3) SI PECINTA DAMAI YANG PEMALU
Tidak semua orang senang berurusan dengan anak-anak, dengan alasan anak-anak susah diatur, berisik, dan terlalu banyak gerak. Itu membuat orang pun tidak tertarik melayani sekolah Minggu. Karena, dalam pikiran mereka, mereka akan bertemu dengan anak-anak yang akan mengganggu mereka. Tapi, tenang kak. Mereka masih bisa kita ajak kok.
Pertama, kakak coba yakinkan bahwa anak-anak tidak selamanya seperti itu. Ketika mereka tertarik, tugaskan dia untuk menjaga anak-anak yang mudah diatur selama beberapa bulan awal. Jika sudah, tugaskan ia untuk menjaga anak-anak yang sedikit sulit diatur, tapi dengan dampingan kakak. Lalu, libatkan mereka sebagai teman diskusi kaka tentang anak-anak tersebut. Itu akan membuat ia merasa semakin bertanggungjawab dalam melayani kak.
Alasan ini cukup sering kita dengerin, terkhusus dari anak-anak muda. Banyak orang, termasuk anak muda, yang hanya ingin menjadi jemaat atau hanya ingin menjadi pelayan mimbar, karena tidak terlalu repot. Repot urusin anak, repot rapat, repot ikut ibadahnya, repot siapin firman Tuhan, pokoknya banyak repotnya.
Untuk tipe ini, kakak harus pintar yakinkan bahwa melayani sekolah MInggu menyenangkan dan gak ribet. Kakak bisa jelaskan beberapa contoh yang mendukung kak. Setelah ia percaya, mulai libatkan dia menjaga anak. Buat orang tersebut merasa nyaman dengan anaknya ka. Baru, setelah itu, ajari dia terlibat. Mulai dari melayani usher, pembawa persembahan, bahkan ajak ia berpikir di rapat-rapat.
Ini adalah alasan paling sering kita temukan di lapangan, dan paling susah untuk diajak. Banyak orang, khususnya anak muda, menganggap pelayanan sekolah Minggu tidak penting. Mereka lebih senang melayani di ibadah umum, seperti bermain musik atau menjadi pemimpin pujian. Padahal, melayani anak sekolah Minggu penting guna membangun masa depan gereja dan bangsa loh! Karena, mereka yang akan meneruskan gereja dan bangsa.
Cara untuk membuat mereka rindu pelayanan adalah dengan jelaskan secara jelas tentang kenapa harus melayani generasi anak. Ketika mereka tahu kenapa, mereka akan mengerti tujuan mereka melayani. Tapi ingat, perhatikan bahasa dan lawan bicara kak. Ajaklah mereka untuk melayani, bukan untuk mengisi tempat yang kosong.
Baca juga: BINGUNG CARI GAMES BUAT SEKOLAH MINGGU? YUK LIHAT 3 GAMES MENARIK INI!
Jadi, jangan takut kehabisan guru sekolah Minggu kak. Alasan serta penyelesaian diatas pasti bisa membantu kakak untuk membagi api dan kerinduan akan pelayanan sekolah Minggu. Jangan lupa kak, sebelum melakukan itu semua, berdoa dulu ya.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK