ARTICLE

Mon - Jun 18, 2018 / 3312 / Parenting

SuperParents Harus Tahu! Jangan Sampai Anak Kabur dari Rumah Karena 5 Alasan Ini

Rumahku, istanaku. Siapa sih yang tidak membutuhkan rumah? Rumah adalah salah satu kebutuhan manusia yang cukup penting. Tanpa adanya rumah, kita tidak ada tempat untuk berteduh dan beristirahat. Tapi bagaimana ya kalau kids zaman now malah ada yang merasakan kalau rumahnya adalah penjara atau bahkan tempat yang paling menyiksanya?

Orang tua mana yang tidak ingin anaknya betah tinggal di rumah? Semua orang tua pasti ingin anaknya selalu “ingat rumah” kalau sudah sibuk dengan segudang kegiatan sekolah dan hobinya. Sayangnya masih ada saja anak yang kabur dari rumah. Ada yang setelah kabur, kembali ke rumah, tapi ada juga yang tidak pernah kembali bahkan sampai orang tuanya meninggal.

Tentu SuperParents tidak ingin donk anak melakukan hal ini? Untuk itu, ada 5 hal yang dapat mendorong anak kabur dari rumah:

Baca juga: INI LHO SUPERPARENTS, PENTINGNYA TEMAN DAN SAHABAT YANG BAIK UNTUK ANAK ANDA

1. Merasa tidak aman dan nyaman dirumah.

Suka atau tidak, salah satu alasan yang membuat anak merasa betah dan tinggal di rumah adalah ia meyakini ia aman serta nyaman di sana. Ketika ini tidak didapatkan di rumahnya maka anak menjadi stres, jiwanya tertekan dan pada satu titik ia akan mencari jalan keluar dari persoalan itu.

Biasanya rasa nyaman ini didapatkan dari suasana dirumah. Saat orang tua seringkali bertengkar atau anak menjadi pelampiasan kemarahan, mereka tidak akan betah. Yuk SuperParents kita buat suasana rumah menjadi hangat dan bersahabat bagi tumbuh kembang anak.

 

Sumber: whiteriveracademy.com

2. Merasa tidak dihargai

Pada usia antara 4-6 tahun, anak sudah sangat peka terhadap penerimaan dari sekitarnya. Ia bisa begitu sensitif terhadap sikap yang ditunjukkan orang-orang dewasa khususnya orangtua.

Jika ia mendapati bahwa dirinya tidak dihargai oleh orangtua maka hatinya bisa menjadi kecewa. Pikiran negatif bisa timbul. Ketika ada suara-suara orang luar yang mengajaknya untuk kabur dari rumah maka otomatis ia mau melakukannya tanpa paksaan.

 

3. Ingin mendapatkan sesuatu dari orangtua

Setiap anak memiliki keinginan dan orangtua adalah orang yang dianggapnya pribadi yang tepat untuk mengabulkan keinginannya. Mereka akan sebisa mungkin berusaha agar ayah-ibu mereka memberikan apa yang ia mau.

Tidak perlu panik apalagi emosi. Sikapi hal ini dengan kepala dingin. Mengajak anak berkomunikasi dan berdialog tentang mengapa kita tidak mengabulkan permintaannya saat ini adalah langkah bijak yang bisa diambil.

Hindari berjanji kepada anak untuk mengabulkan permintaan mereka di kemudian hari. Ingat, anak pada dasarnya mengingat apa yang telah dijanjikan kepada mereka.

 

Sumber: Shutterstock

4. Termakan tipu rayu orang dewasa

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kasus anak lari dari rumah justru karena mereka terbujuk oleh rayuan dari orang-orang dewasa daripadanya. Mengawasi anak dan mengetahui siapa saja yang berada di sekitarnya adalah hal baik untuk dilakukan.

Baca juga: 5 CARA MUDAH AGAR ANAK MAU MENDENGARKAN DAN MENURUTI ORANG TUA TANPA PAKSAAN

 

5. Memiliki masalah di lingkungan pergaulan / di sekolah

Ketika kita mengizinkan anak kita untuk bersosialisasi dengan yang lain maka potensi mereka memiliki persoalan cukup rentan. Bersikap tidak mau tahu menahu dengan apa yang dialami atau dirasakan oleh mereka akan membuat mereka merasa sendiri. Pada satu titik, mereka akan mengambil jalan pintas yakni pergi saja dari rumah karena toh ayah-ibu tidak peduli dengan apa yang mereka alami.

Apapun alasannya, tempat tinggal terbaik seorang anak adalah di rumah. Oleh karena itu, sebagai orangtua kita harus bisa menciptakan suasana yang hangat untuk buah hati kita. Tanggung jawab kita juga bahwa mereka benar-benar merasakan kasih dan kepedulian di tempat dimana ia diasuh, dididik dan dibesarkan. Dengan begitu, apapun persoalan yang dihadapi, mereka akan tetap kembali ke rumah karena mereka meyakini orangtua mereka ada untuk dan akan melindungi mereka. (CC)

Sumber: jawaban.com

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Contasia Christie

Penulis Konten
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK