Masa anak-anak adalah waktu dimana mereka mudah sekali mencontoh orang lain. Apalagi ketika mereka punya idola. Sebenarnya tidak salah lho jika mereka mengidolakan seseorang atau hal tertentu.
Saya saja waktu kecil sempat mengidolakan Britney Spears yang pada saat itu sedang happening sekali dengan lagunya Baby One More Time. Sampai-sampai mama saya mendandani seperti Britney saat ke sekolah. Beberapa tahun kemudian film Titanic nge-hits. Dari situ idola saya berubah menjadi pemeran utama dalam film tersebut dan seringkali menyanyikan lagunya berkali-kali.
Zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Idola mereka saat ini mungkin bisa Elsa dari film Frozen, Moana, Upin-Ipin, dan masih banyak lagi. Biasanya anak-anak ini mulai punya keinginan menjadi seperti idolanya. Nah kalau sudah sampai tahap ini, SuperParents harus mulai pantau ya. Jangan sampai anak kebablasan dalam mengidolakan.
Jika anak-anak sudah masuk dalam fase mulai mengidolakannya secara berlebihan, SuperParents perlu melakukan hal ini sebelum terlambat:
Walaupun SuperParents sudah tahu artis yang anak idolakan, tidak ada salahnya untuk mencari tahu lebih dalam latar belakang, pesan-pesan yang dibawa, atau perilaku artis tersebut. Misalnya bisa lewat lirik lagu yang dibawakan artis tersebut atau perannya di televisi.
Jika memang ada pesan atau perilaku yang tidak baik dan cenderung dicontoh oleh anak, sebaiknya SuperParents harus menjelaskan dengan baik agar anak tidak ikut menirunya.
Salah satu contohnya adalah gaya hidup glamour dari tokoh idola. SuperParents bisa jelaskan bahwa mereka bisa hidup seperti itu karena kerja kerasnya. Atau jika anak sudah cukup besar untuk mengerti, Superparents bisa jelaskan itu hanyalah peran di televisi, sudah dirancang seperti itu. Tapi pada kenyataannya tidak seglamour itu.
Manfaatkan situasi si anak yang dalam proses mencari jati diri dengan memotivasinya dengan sosok-sosok lain yang mungkin belum pernah dikenalnya, yang se-usia dengannya namun mampu berkarya secara positif dan kaya prestasi, nggak semata-mata modal fisik saja.
Atau SuperParents bisa kenalkan tokoh Alkitab yang bisa jadi panutan bagi anak-anak seusia mereka. Misalnya Daud, Samuel, Daniel, bahkan Tuhan Yesus sendiri.
Biasanya nih SuperParents, setelah anak menonton film Superbook, mereka mulai punya panutan tokoh Alkitab. Karena mereka bisa secara visual mengenal dan mengetahui peranan atau karakter tokoh tersebut.
Biar anak nggak melulu menghabiskan perhatian kepada sang idola, ajak dia untuk terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan yang bisa menyalurkan energinya lebih. Misalnya olahraga. Biarkan dia memilih jenis olahraga yang dia sukai. SuperParents juga bisa daftarkan dia dengan kursus menari, dan lain sebagainya
Nah, jangan anggap sepele dan hal yang wajar sehingga di cuekin ya, Ma. Tetap perhatikan sang anak dan jangan sampai lalai karena bisa berakibat fatal lho!
Semoga artikel ini bermanfaat ya. Tuhan Yesus Memberkati.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK