Seringkali
orang menyamakan antara mereka yang rajin melayani di mimbar dan mendapat
karunia-karunia rohani adalah orang yang dewasa rohani, sehingga pengharapan
dan standar mereka untuk orang-orang tersebut menjadi lebih tinggi. Namun
seringkali kenyataan yang mereka hadapi berbanding terbalik dengan pengharapan
mereka, hingga mereka kecewa dengan orang-orang yang dianggap lebih 'rohani' tersebut atau bahkan kecewa dengan Tuhan.
Mari
kita belajar bersama bahwa mereka yang melayani di mimbar dan 'memiliki'
karunia-karunia roh tidak berbanding lurus atau sama dengan orang yang dewasa
rohani. Yang Tuhan inginkan dalam hidup kita bukanlah menjadi orang-orang yang
memiliki karunia-karunia rohani saja, namun kerinduan terbesar Tuhan bagi
anak-anak-Nya adalah agar kita bertumbuh dalam kedewasaan makin lama semakin bertambah sempurna sama seperti Kristus Yesus (Efesus 4:13).
Dalam
Perjanjian Baru kita dapat menemukan di mana Rasul Paulus berbicara tentang
'bayi rohani' dan 'dewasa rohani'. Ada berbagai teguran dan ajakan agar umat
Tuhan di saat itu bertumbuh menjadi dewasa rohani. Hal yang sama juga kita alami di masa ini!
Ada
hal yang lebih penting dari menggapai mimpi kita atau memenuhi panggilan hidup
kita, hal itu adalah menjadi dewasa ke arah kepenuhan Kristus. Dengan kata lain
adalah menjadi semakin serupa dengan Kristus. Lalu apa tanda-tanda kita sedang bertumbuh ke arah kepenuhan Kristus itu atau menjadi dewasa rohani?
Berikut ini ada 5 ciri-ciri utama orang yang bertubuh menjadi dewasa rohani:
1. Tidak menambahi ataupun mengurangi berita Injil
Pengikut
Kristus yang benar tidak menambahi atau mengurangi Firman Tuhan. Kita hanyalah
pembawa berita, bukan si pemberi pesan atau bagian dari pesan itu. Kita harus menerima isi Firman Tuhan dengan utuh, dan menyampaikannya secara utuh.
Rasul
Paulus dengan tegas berkata, 'Tetapi
sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu
suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.' (Galatia 1:8)
Paulus
ingin mengingatkan bahwa berita Injil haruslah diberitakan secara murni. Karena
jika tidak maka tidak ada kuasa Roh Kudus di dalamnya. Pemberitaan Injil
haruslah menggunakan dasar atau pondasi yaitu Yesus Kristus (1 Korintus 3:11),
setelah itu kita harus bertumbuh terus, seperti diungkapkan dalam Ibrani 6:1-3 (versi FAYH) ini:
JANGANLAH kita
terus-menerus mengulang ajaran dasar tentang Kristus. Marilah kita lanjutkan kepada
hal-hal lain dan mendewasakan pengertian kita, sebagaimana yang wajar bagi
orang Kristen yang dewasa. Tentu tidak perlu lagi kita membicarakan betapa
bodohnya usaha mendapat keselamatan melalui perbuatan baik atau membicarakan
keharusan beriman kepada Allah. Saudara tidak perlu lagi diajari mengenai
baptisan, karunia Roh, kebangkitan orang mati, dan hukuman kekal. Jika Tuhan mengizinkan, sekarang kita akan membicarakan hal-hal yang lebih lanjut.
2. Tidak menunjuk-nunjuk dosa orang lain dan mulai bertobat atas dosa-dosanya sendiri
DL
Moody pernah berkata, 'Saya punya banyak masalah dengan diri saya sendiri daripada dengan semua orang yang pernah saya temui.'
Moody
melihat ke dalam dirinya, tidak melihat orang lain. Bagaimana dengan kita?
Yesus mengajar kita agar, 'Jangan
kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang
kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai
untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di
mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hai orang
munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan
jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.' (Matius 7:1-5).
Orang
yang dewasa rohani bisa berhenti melihat selumbar di mata saudaranya, dan mulai
menyadari balok dosa yang ada di dalam hidupnya dan sibuk untuk bertobat atas
dosa-dosanya sendiri. Mereka fokus untuk memperbaiki diri sehingga semakin hari dirinya semakin serupa dengan Kristus Yesus.
3. Berhati-hati dalam perkataannya dan tahu kapan harus bicara
Seringkali
kita bicara tanpa filter atau saringan, sehingga tanpa sadar kita telah menyakiti
orang-orang yang ada di sekitar kita dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang kita kasihi. Itu sebabnya Yakobus 3:2 menuliskan, 'Sebab kita semua bersalah dalam banyak
hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.'
Ayat
di atas menempelak kita semua, pertama semua orang bersalah dalam banyak hal. Kedua, kedewasaan rohani muncul dari mengendalikan perkataannya.
Efesus
4:29 menasihatkan, 'Janganlah
ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik
untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.'
Jika
kamu mau bertumbuh dewasa rohani, mulailah dari hal ini, perhatikan
perkataanmu, hiduplah dalam kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran.
4. Tidak mengandalkan diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan sepenuhnya
Orang
yang dewasa rohani menyadari kalau dengan mengandalkan dirinya sendiri, apapun
yang mereka perbuat dan mereka capai akan sia-sia. Mereka menyadari bahwa mereka membutuhkan Tuhan Yesus dalam hidupnya.
Mereka
menyadari kebenaran perkataan Yesus ini, 'Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku
kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia
dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.' (Yohanes 15:5-7).
Jika
kamu membaca keseluruhan Yohanes pasal 15 tersebut, kamu akan menyadari bahwa
untuk bertumbuh dewasa kamu harus melekat kepada Yesus Kristus. Kamu tidak bisa
bertumbuh dengan sendirinya, untuk itu kamu harus mengandalkan Tuhan sepenuhnya.
Saat
kita melekat kepada Tuhan Yesus, kita secara otomatis akan bertumbuh,
dikuduskan dan akan menghasilkan buah. Namun jika tidak, maka kita akan menjadi mati dan kering.
5. Fokus hidupnya adalah untuk membangun manusia rohaninya
Justru karena itu kamu
harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu
kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan
diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan
kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan
saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu
dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. (2 Petrus 1:3).
Nasihat
Rasul Paulus di atas mengingatkan bahwa fokus kita sebagai pengikut Kristus
adalah untuk terus bertumbuh semakin serupa dengan Kristus setiap harinya. Kita
harus menambahkan dalam hidup kita iman, kebajikan,pengetahuan, penguasaan
diri, ketekunan, kesalehan dan kasih (baik kepada sesama orang percaya maupun kepada mereka yang belum percaya).
Kata
menambahkan adalah sebuah kata kerja, kita harus aktif berusaha untuk menambahkan dalam hidup kita berbagai hal yang baik tersebut.
Sudahkah
ke lima hal di atas menjadi fokus hidup kita hari ini? Mari bertumbuh menjadi
semakin serupa dengan Kristus setiap harinya, sehingga kita menjadi dewasa bukan hanya secara tubuh jasmani kita namun juga secara rohani.
Sumber : Crosswalk.com | Jawaban.com
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK