Didikan yang keras dari ayahnya, membuat Mefilinda Sora menjadi anak yang keras kepala. Dia harus mendapatkan yang dia inginkan dan teman-temannya harus mengikuti apa katanya.

Sampai suatu hari, ada seorang anak yang tidak mau berteman dengannya. Mefilinda menjadi marah, sampai-sampai dia menyiramkan air pada anak itu. Namun anak itu tidak membalas dan hanya diam saja. Kejadian ini berlangsung di sekolah dan tidak ada guru yang tahu karena anak ini hanya diam saja.

Hari Minggunya, Mefilinda bersekolah minggu di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Jemaat Efrata Karisin, Kupang, NTT. Saat belajar firman Tuhan lewat kurikulum Superbook, dirinya merasa ditegur Tuhan. Dia merasa dirinya seperti Saul yang selalu iri hati kepada Daud. Saul selalu bertindak kasar pada Daud.

Baca juga : MAU BIJAK MEMAKAI HANDPHONE, SETELAH MENELADANI HIDUP DANIEL

Pelajaran ini mengingatkan pada perilakunya lalu kepada temannya. Dia merasa bersalah karena sudah bertindak jahat kepada anak tersebut. Mefilinda sadar bahwa Allah mau mengampuninya jika dia mau bertobat dan berubah. Mefilinda kemudian berjanji untuk tidak lagi iri hati, lebih lembut dan bertindak kasar kepada orang lain.

Selain dia berjanji kepada Tuhan, esoknya dia juga meminta maaf kepada anak tersebut dan mau mengasihinya. Mefilinda juga semakin rajin sekolah minggu dan berdoa.

Anda ingin semakin banyak anak yang memiliki karakter seperti Kristus dan jadi berkat untuk anak lainnya? Yuk terus dukung pelayanan kami dengan klik di bawah ini.

SAYA DUKUNG

Yenny Budihartono

Fasilitator NTT