Rajin bersekolah Minggu dan orangtuanya aktif di gereja, tidak menjadi jaminan Chelsy Surian mempunyai karakter yang baik. Chelsy sulit sekali mengendalikan amarah, bertengkar, dan ujung-ujungnya mendendam. Orang yang seringkali menjadi sasarannya adalah Ningsih dan kakaknya sendiri, Valen Gulo.

Biasanya pertengkaran dimulai karena berebut makanan atau mainan. Chelsy sangat membenci orang yang pernah bertengkar dengannya, meskipun sebenarnya ia tahu ia yang salah. Bukan hanya teman dan kakaknya saja, orangtuanya juga pernah menjadi sasaran kemarahan Chelsy karena ia tidak diberikan uang jajan.

Baca juga : BELAJAR TIDAK IRI DAN BERSIKAP KASAR

Tuhan punya rencana untuk dirinya. Saat Chelsy bersekolah Minggu di Banua Niha Keristo Protestan (BNKP) Jemaat Momayer, pikirannya terbuka. Ketika itu, guru sekolah Minggu sedang mengajarkan Firman Tuhan tentang Kisah Yusuf dari Kurikulum Superbook. Chelsy sangat serius memperhatikan. Ternyata melalui pelajaran ini, Chelsy belajar bahwa Yusuf mengalami berbagai perlakuan buruk dari saudara-saudaranya tapi tetap mau memaafkan mereka.

Chelsy bertanya kepada gurunya, apakah ia bisa sukses  dan berhasil seperti Yusuf?  Gurunya menjawab, “Ya tentu saja! Asal Chelsy taat pada Tuhan, hidup benar, dan rajin bekerja. Akhirnya Chelsy sadar bahwa hubungannya selama ini dengan teman, kakak, dan orangtuanya menjadi tidak baik karena keegoisannya sendiri. Chelsy pun berdoa meminta ampun pada Tuhan dan berjanji mau mengampuni orang yang dibencinya. Ia kini tahu bahwa membenci adalah salah satu dosa. Saat itu Chelsy juga mau didoakan dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Diah Indarwati

Fasilitator Superbook - Nias