Yoris, bocah mungil dari Sentani, Papua, terlahir di tengah keluarga yang hangat. Kasih sayang papa dan mama selalu menyelimuti hari-harinya. Namun, kebahagiaan itu tercoreng oleh perundungan yang dia alami di sekolah. Tubuhnya yang kecil dan pendek menjadi sasaran empuk ejekan dan kekerasan teman-temannya. Hinaan dan pukulan teman-teman bagaikan badai yang menerjang hati Yoris. Kekecewaan pun melanda saat sang papa jarang pulang, hanya sekali setahun menyapa keluarga. Kemarahan dan dendam mulai menggerogoti hatinya.

Namun, di tengah badai itu, Yoris menemukan secercah cahaya di Sekolah Minggu GKKD New Life. Kisah Nabi Elisa dalam Superbook menjadi pelita yang menerangi jalannya. Pengampunan yang diajarkan Elisa bagaikan obat mujarab bagi luka di hati Yoris. Meskipun hatinya terluka, Yoris memilih untuk mengikuti teladan Elisa. Dia memilih untuk mengampuni teman-temannya yang terus merundungnya. Yoris tak ingin balas dendam, dia ingin mengasihi dan menyambut mereka dengan kebaikan. Doa dan permohonan pengampunan dipanjatkannya untuk teman-temannya.

Keputusan Yoris untuk mengampuni bukan tanpa perjuangan. Rasa sakit dan dendam masih membayangi hatinya. Namun, dia terus berpegang teguh pada kisah Elisa, menguatkan tekadnya untuk melangkah di jalan kasih. Perlahan tapi pasti, keajaiban mulai terjadi. Teman-teman yang tadinya merundungnya mulai menunjukkan perubahan. Ejekan dan kekerasan mulai berkurang, digantikan oleh rasa penasaran dan kekaguman terhadap Yoris.

Kisah Yoris menjadi bukti bahwa pengampunan memiliki kekuatan yang luar biasa. Kekuatan yang mampu mengubah hati dan meruntuhkan tembok kebencian. Superbook, dengan kisahnya yang inspiratif, telah menjadi alat yang Tuhan gunakan untuk mengubah hidup Yoris dan membawa terang di tengah kegelapan.

Jery Patampang

Penulis Konten