Terlahir dengan kondisi sulit bicara atau yang lebih dikenal dengan gagap, membuat Jonroy Perangin Angin saat mudanya mengalami perundungan. Sampai tumbuh dewasa pun dia menjadi minder dan tidak mudah bergaul karena kekurangannya tersebut.

Suatu hari, Jon mulai menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan mau melayani walaupun dia memiliki keterbatasan. Hal ini bisa terjadi karena pada saat Jon beribadah, seakan ada suara yang mengingatkan dia lewat firman Tuhan untuk mengerjakan keselamatan-Mu. Tapi dia bingung karena tidak punya pendidikan yang tinggi, skill memadai, dan punya keterbatasan.

Sepulangnya dari gereja, dia melihat sekelilingnya banyak sampah. Seketika itu dia tersadar, “Ini yang harus saya kerjakan!” Dia langsung bersemangat mengambil sapu dan mulai membersihkan gereja. Dalam hatinya bergema, “Walaupun ini bukan pekerjaan yang mulia, tapi ketika saya melakukannya untuk Tuhan, itu sama saja melayani untuk Tuhan.”

Melihat ketulusan Jon, gembala di Gereja Jemaat Allah Indonesia ini menawarkannya menjadi guru sekolah minggu.

“Apa bisa saya melayani jadi guru sekolah minggu. Saya kan gagap, tidak punya pendidikan, pengalaman. Apalagi harus mengajar anak-anak,” gemuruh hatinya.

Akhirnya keputusannya bulat menjadi guru sekolah minggu. Awalnya, Jon langsung frustasi karena anak-anak yang diajarnya bukannya bertambah, tapi justru berkurang. Banyak orang tua juga mengeluh. Sampai suatu hari, ditengah keputusasaannya dia berdoa meminta pertolongan Tuhan.

Apakah dia dan gerejanya bisa mendapatkan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya? Tonton kelanjutan ceritanya pada video dibawah ini.

Contasia C

Content Writer Coordinator