Shalom! Namaku Putri, umur 10 tahun. Dulu, aku nggak suka pergi ke sekolah. Setiap kali melangkah ke gerbang sekolah, hatiku rasanya berat. Aku takut... takut bertemu teman-teman yang selalu mengejekku.
Aku sering diejek gemuk dan pendek. Mereka juga bilang aku bodoh karena belum bisa membaca secepat mereka. Setiap kata-kata itu terdengar, rasanya seperti ada sesuatu yang menusuk hatiku.
Aku mau menangis, tapi aku takut nangis di depan mereka. Jadi, aku pendam perasaan itu sendirian.
Sampai akhirnya, aku berhenti sekolah. Selama hampir satu bulan, aku hanya di rumah. Aku pikir, mungkin lebih baik seperti ini. Nggak ada yang akan mengejekku lagi, nggak ada yang akan menyakitiku dengan kata-kata mereka. Tapi, di dalam hati, aku juga merasa sedih dan kesepian.
Terus suatu hari, ibuku mengajakku ke PKBM OBI Tanah Merah. Katanya, aku bisa belajar di sana tanpa perlu takut. Awalnya, aku nggak yakin. Aku masih takut kalau di sana juga ada yang akan membully. Tapi ibuku meyakinkanku bahwa aku harus mencoba. Jadi, aku pun mulai sekolah di sana.
Di PKBM OBI guru-gurunya baik dan sabar, tapi aku masih merasa sulit untuk dekat dengan teman-temanku, apalagi anak laki-laki. Aku lebih sering duduk sendiri, diam, dan berharap nggak ada yang memperhatikan aku.
Suatu hari, di hari Jumat, guru-guru di PKBM OBI ngajak kami nonton video animasi Alkitab dari Superbook. Ceritanya tentang Paulus dan Barnabas. Aku mendengarkan dengan saksama, dan untuk pertama kalinya, aku merasa seperti Tuhan sedang berbicara langsung kepadaku.
BACA JUGA: Anak yang Meragukan Dirinya Sendiri Malah Jadi Juara 3, Kok Bisa?
Setelah video selesai, guru kami bertanya, apakah ada yang ingin berbagi cerita tentang pengalaman mereka? Aku ragu-ragu, tapi ada sesuatu di dalam hatiku yang mendorongku untuk berbicara.
Dengan suara pelan, aku mulai menceritakan apa yang selama ini kusimpan sendiri. Tentang bagaimana aku sering di-bully, bagaimana aku merasa tidak berharga, dan bagaimana aku merasa takut untuk kembali berteman dengan orang lain.
Saat aku bercerita, guru-guru mendengarkan dengan penuh perhatian, dan aku merasa diterima. Mereka mengingatkanku bahwa Tuhan menciptakan setiap orang dengan sempurna, termasuk aku. Mereka bilang bahwa aku berharga di mata Tuhan dan bahwa aku bisa memilih untuk tidak membiarkan kata-kata orang lain menentukan siapa aku.
Setelah hari itu, aku mulai belajar untuk memaafkan. Itu tidak mudah. Setiap kali aku mengingat ejekan-ejekan itu, hatiku masih terasa sakit. Tapi aku ingat apa yang diajarkan dalam cerita Paulus dan Barnabas—bagaimana mereka tetap kuat meskipun menghadapi banyak kesulitan. Aku pun ingin menjadi kuat.
Perlahan-lahan, aku mulai membuka diri. Aku mencoba berbicara dengan teman-temanku, ikut bermain bersama mereka, dan nggak takut lagi ketemu anak laki-laki. Aku juga mulai lebih semangat belajar, karena aku tahu bahwa aku bisa menjadi lebih baik.
Sekarang, aku tidak hanya belajar membaca dan menulis, tapi juga belajar sesuatu yang lebih penting: aku belajar memaafkan. Aku nggak lagi menyimpan rasa sakit di hatiku. Aku tahu bahwa aku berharga, bukan karena apa yang orang lain katakan, tapi karena Tuhan telah menciptakan aku dengan penuh kasih.
Terima kasih Superbook, terima kasih guru-guru PKBM OBI, karena telah mengajarkanku untuk percaya diri dan memaafkan. Aku tahu bahwa aku nggak sendiri, dan aku tahu bahwa Tuhan selalu bersamaku!
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK