NEWS

Fri - Jul 17, 2020 / 1793 /

Bagaimana Cara Gereja Agar Tetap Bisa Melayani Di Masa New Normal

Tidak mudah bagi gereja dan sekolah minggu untuk tetap melakukan pelayanan di masa pandemi seperti ini. Tapi setelah melewatinya lebih dari 4 bulan, gereja perlu mengevaluasi cara untuk tetap bisa melayani apalagi sekarang sudah masuk masa New Normal. Beberapa gereja beserta dengan sekolah minggunya, ada yang sudah memberlakukan ibadah tatap muka walau tetap menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.

Pada 15 Juli 2020, CBN Indonesia mengadakan online webinar melalui Zoom dengan tema Gereja yang Relevan di Masa New Normal. Sebanyak lebih dari 200 orang menjadi peserta webinar ini. Hadir dalam acara ini sebagai pembicara Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon (wakil dari GMIT), Pdt. Rubin Adi Abraham (wakil dari GBI), Dr. Bambang Budjianto Ph.D (Bilangan Research Indonesia), dan sebagai moderator Mark McClendon.

Baca juga : 3 PERMAINAN SERU YANG BISA DIMAINKAN SAAT SEKOLAH MINGGU ONLINE!

Salah satu hal yang dibahas dalam webinar ini adalah pergumulan gereja-gereja terutama di daerah dalam melakukan ibadah dan pelayanannya. Nah Superbook akan merangkumkannya untuk kakak-kakak sekalian ya, bagaimana cara gereja agar tetap bisa melayani di masa New Normal yang serba dibatasi pertemuan tatap mukanya:

  1. Gereja harus semakin kreatif

Di daerah, kuota internet dan smartphone bisa menjadi kendala cukup besar karena tidak semua orang memilikinya. Pelayan gereja harus semakin kreatif untuk menyampaikan firman Tuhan kepada jemaat, agar para jemaat bisa terus melakukan ibadah keluarga di rumahnya.

Di daerah timur Indonesia, beberapa gereja menggunakan toa (pengeras suara) atau megaphone untuk menyampaikan firman. Nah sekolah minggunya juga melakukan hal yang sama. Setelah ibadah selesai, guru sekolah minggu mulai keliling ke rumah anak-anak sekolah minggunya untuk memberikan materi yang sudah di cetak dan tugas kepada anak-anaknya.

Mungkin di daerah kakak tidak bisa melakukan hal itu karena bukan komunitas mayoritas dan tempat tinggal anak-anak sekolah minggunya berjauhan. Namun masih banyak kok cara lain yang bisa dilakukan. Seperti memanfaatkan chat whatsapp untuk mengirimkan materi sekolah minggu, bahkan mendatangi anak satu persatu.

 

  1. Pelayanan digital harus diperkuat

Selama ini masih ada saja gereja yang lebih mementingkan pembangunan fisik berupa gedung gereja, sampai-sampai lupa hal yang perlu diprioritaskan lainnya. Salah satu hal yang perlu ditingkatkan saat ini adalah aset dan keterampilan digital dari pelayanan gereja. Tidak perlu alat yang mahal. Dengan alat sederhana seperti smartphone dan microphone, sebenarnya gereja sudah bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

Tidak bisa dipungkiri, tidak banyak keluarga yang masih dengan tekun melaksanakan ibadah keluarga di dalam keluarganya. Sebelum pandemi ini ada, bahkan mungkin mereka beribadah hanya di gereja saja. Oleh karena itu, gereja bertugas mengingatkan keluarga-keluarga dengan cara digital untuk kembali memelihara ibadah keluarganya.

 

  1. Tetap disiplin melakukan protokol kesehatan

Bagi gereja yang sudah mulai melakukan ibadah tatap muka, diwajibkan untuk tetap disiplin melakukan pelayanannya sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Agar jangan sampai, gereja justru menjadi klaster penularan yang baru. Protokol ini diperuntukkan tidak hanya untuk pelayan gereja saja, tapi juga jemaat yang hadir.

Contasia Christie

Content Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK