Dahulu Ibu Piawai pernah tinggal di Jakarta, tapi setelah menikah ia ikut dengan suaminya tinggal di Nias. Hidupnya mendadak berubah 180 derajat. Ia membantu suami bekerja di ladang dan menjadi pengangkat kayu dari hutan. Namun cara Tuhan memanggil dia untuk melayani, mengubah kehidupannya kembali.

Suatu hari salah seorang pengurus gereja memanggilnya dan memintanya menjadi guru PAUD. Awalnya dia ragu dan bingung karena tidak memiliki background mengajar. Namun pembimbing rohaninya menguatkan dia bahwa materi dan pelatihan sudah tersedia untuk dia. Akhirnya dia memberanikan diri, dengan hati yang tulus dan ikhlas demi anak, apapun dia hadapi.

Akan tetapi, tantangan demi tantangan harus dihadapinya. Banyak dari orang tua yang tidak membayar biaya pendidikan anaknya, padahal hanya dua puluh ribu saja. Uang ini sebenarnya digunakan untuk belajar mengajar juga, terutama biaya praktek anak.

Baca juga : DOANYA DIKABULKAN DAN MEMBAWA KESELAMATAN BAGI KELUARGANYA

Bu Piawai tak lantas menyerah. Dia segera memutar otak bagaimana agar anak-anak tetap dapat belajar. Walaupun saat itu tidak mendapatkan dukungan dari suami karena mereka juga berasal dari keluarga kurang mampu, Bu Piawai nekat untuk membuat bunga plastik dan kertas demi anak-anak.

Simak bagaimana akhirnya perjuangan Bu Piawai ini selanjutnya. Apakah usahanya berhasil, atau justru menemukan jalan buntu lainnya? Klik di bawah ini untuk melihat kelanjutannya...

Contasia C

Content Writer Coordinator