Mengapa “Ruang Bicara” itu penting
Superparents, di tengah dunia yang penuh tekanan sosial dari ekspektasi teman, tugas, hingga media sosial banyak anak terutama remaja memilih diam. Mereka takut dianggap lemah, atau merasa orangtua tak akan mengerti. Padahal, justru di masa-masa itu mereka paling butuh ruang aman untuk bicara. Ruang yang tidak menghakimi. Ruang yang tidak buru-buru memberi solusi, tapi mau mendengarkan.
Membuka ruang bicara berarti menghadirkan diri bukan hanya secara fisik, tapi secara hati. Saat anak tahu bahwa ia bisa jujur tanpa ditertawakan atau dimarahi, maka satu langkah penyembuhan sudah dimulai. Tanda-tanda anak mungkin sedang tertekan atau mengalami bullying
Kadang anak tidak langsung berkata “Aku dibully”, tapi tubuh dan perilakunya berbicara lebih dulu. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
- Anak menjadi lebih pendiam dari biasanya, sulit diajak ngobrol.
- Perubahan mood drastis, sering mudah marah, murung, atau menangis tanpa sebab.
- Menarik diri dari teman-temannya, tidak ingin ke sekolah.
- Nilai akademik menurun, atau tampak kehilangan semangat belajar.
- Perubahan pola tidur atau makan, terlalu sedikit atau berlebihan.
- Terlalu sering mengasingkan diri di kamar, bahkan dari keluarga.
Jika satu atau dua tanda mulai tampak, jangan buru-buru menyimpulkan. Tapi jadikan itu sinyal untuk lebih dekat mungkin anak sedang butuh tempat aman untuk bersandar.
BACA JUGA : Ketika Doa Nuel Mengubah Hati Ayah untuk Kembali Beribadah kepada Tuhan
- Mulai dengan percakapan ringan.
Kadang anak lebih nyaman bicara sambil makan, di perjalanan, atau menjelang tidur. Pilih waktu yang alami, bukan interogatif.
- Jangan remehkan perasaannya.
Kalimat seperti “Ah, kamu lebay” atau “Udah, jangan dipikirin” bisa menutup hati anak. Gantilah dengan “Kedengarannya kamu lagi sedih, ya?” atau “Mau cerita lebih banyak, tidak?”
- Jaga ekspresi dan nada suara.
Anak butuh rasa aman, bukan rasa takut.
- Ajak profesional jika perlu.
Konselor, guru BK, atau rohaniawan bisa membantu jika situasi sudah terlalu berat.
Kita mungkin tidak bisa selalu melindungi anak dari dunia luar, tapi kita bisa menciptakan rumah sebagai tempat paling aman baginya untuk kembali.
Tempat di mana ia tidak perlu berpura-pura kuat, karena tahu ada orangtua yang siap mendengarkan.
SuperParents, mari mulai hari ini membuka ruang bicara sederhana di rumah. Satu percakapan hangat bisa menjadi jembatan yang menyelamatkan hati anak sebelum terlambat.
Mau belajar lebih banyak cara sederhana tapi berdampak untuk mendampingi anak? Yuk, temukan inspirasinya di The Parenting Project!
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK