ARTICLE

Mon - Sep 04, 2017 / 4712 /

Mengenali tanda-tanda anak memiliki potensi Autisme sejak dini

Gejalanya sudah mulai bisa ditemukan saat bayi berusia 6 bulan dan akan lebih jelas saat usia 12 bulan ke atas.

Setiap orangtua tentu mendambakan anak yang terlahir dan tubuh sehat, pintar dan bahagia. Namun tidak dapat dipungkiri ada kondisi tertentu di mana seseorang memiliki masalah yang menjadi bawaan sejak lahir, salah satunya adalah Autis.

Autisbukanlah penyakit namun masalah gangguan fungsi otak yang memengaruhi tiga hal, yaitu ketidakmampuan interaksi sosial, kesulitan berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal, serta keterbatasan beraktivitas dan minatnya. Tingkat gangguannya berbeda-beda untuk setiap anak. Anak-anak penderita autis sering dibarengi dengan kesulitan pendengaran. Semakin dini mengetahui masalahnya, semakin baik untuk melakukan langkah-langkah penanganannya. Gejalanya sudah mulai bisa ditemukan saat bayi berusia 6 bulan dan akan lebih jelas saat usia 12 bulan ke atas. Inilah beberapa tanda-tandanya:

Sebagai orang tua yang memiliki bayi Autis, Anda sudah bisa melihat gejalanya bahkan sebelm si bayi bisa diajak berkomunikasi. Beberapa gejala seperti tidak melakukan kontak mata atau jika ada hanya sedikit saja, tidak merespons senyuman atau ekspresi wajah lainnya, tidak melihat benda bahkan sewaktu orangtua menunjuk sambil melihat benda itu, tidak mampu menunjukkan benda yang disukainya pada orangtua, tidak menunjukkan ekspresi di wajahnya, atau saat sudah lebih besar mereka tidak mampu memahami maksud atau perasaan orang lain dengan melihat wajah mereka, tidak memiliki rasa empati pada orang lain hingga tidak mampu atau tidak tertarik untuk berteman. Jika menemukan gejala-gejala ini pada anak Anda, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter anak.

baca juga : Inilah 9 Tipe Karakter Seorang Ibu, Yang Manakah Anda?

Anak-anak dengan Autism juga seringkali mengalami kesulitan menyampaikan keinginannya dan berkomunikasi dengan baik. Beberapa contoh seperti tidak bisa menunjuk ke sesuatu yang diinginkan atau pun yang dia ingin bagikan kepada yang lain, belum mampu menyebut satu kata pun saat sudah menginjak usia usia 16 bulan, atau mungkin menirukan apa yang diucapkan orang lain tanpa mengetahui artinya, tidak merespons sewaktu namanya dipanggil tetapi merespons suara lainnya seperti klakson atau suara kucing memeong, menyebut dirinya 'kamu' dan orang lain 'saya' atau mencampuradukkan kata benda, tidak berminat berkomunikasi, tidak bisa memulai komunikasi atau melanjutkan komuniskasi, tidak bisa menggunakan mainan untuk menirukan mimik orang lain, mulai kehilangan kemampuan bicara dan interaksi sosial lainnya antara usia 15-24 bulan.

Salah satu yang menjadi ciri juga adalah bagaimana mereka tidak terlalu tertarik dengan keadaan sekitar dan menyukai aktivitas yang dilakukan berulang-ulang. Beberapa contoh di antaranya: bermain hanya menggunakan sebagian dari mainan yang utuh (memutar roda mobil saja tanpa memainkan mobil itu sendiri), nampaknya tidak mampu merasakan rasa sakit; bisa sensitif atau tidak sensitif dengan bau, suara, sinar, sentuhan dan permukaan benda-benda.

Seperti pada poin di atas, mereka menyukai aktivitas yang dapat dilakukan dengan repetisi seperti bergoyang, berputar-putar, melipat-lipat jari, berjalan dengan tungkai untuk waktu yang lama, bertepuk tangan terus-menerus dan seringnya mereka juga sulit untuk melakukan perubahan, terobsesi dengan beberapa kegiatan yang tidak lazim-melihat suatu benda dari sudut pandangan yang aneh. Untuk anak-anak dengan autis yang parah, terkadang suka membentur-benturkan badannya tanpa merasa sakit.

Anak-anak autis memiliki harapan hidup yang sama dengan anak normal lainnya. Walau tidak dapat disembuhkan, penanganannya secara dini dapat membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menghindari perilaku-perilaku yang berlebihan. Tentu tidak satu pun orangtua yang berharap melahirkan seorang anak menderita autis. Jika saja hal ini terjadi pada Anda, yakinlah bahwa ada misteri Ilahi yang tersembunyi untuk memperkaya kehidupan Anda.

sumber : keluarga.com

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK