Ayat Renungan: “Aku sangka, tentulah ia keluar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya...” — 2 Raja-raja 5:11
SuperParents, mungkin kita sering merasa bahwa kita lebih tahu, lebih mampu, atau lebih pantas mendapatkan sesuatu dari orang lain. Kadang, tanpa sadar, hati kita memupuk kesombongan yang halus—dan inilah yang bisa menghalangi kita mengalami pertolongan Tuhan.
Naaman, seorang panglima besar yang sakit kusta, datang ke Israel mencari kesembuhan. Ia sudah membawa surat dari raja, hadiah-hadiah mahal, dan mungkin juga membawa ekspektasi tinggi tentang bagaimana ia akan disembuhkan. Dalam pikirannya, nabi Elisa akan datang menyambutnya dengan hormat, memanggil nama Tuhan dengan penuh keajaiban, dan... sembuhlah dia.
Tapi kenyataannya? Elisa bahkan tidak keluar rumah. Ia hanya mengirim pesan lewat pembantunya, menyuruh Naaman mandi di Sungai Yordan tujuh kali. Bagi Naaman, ini penghinaan. Ia marah dan merasa diremehkan. Ia hampir pulang dengan kusta masih melekat di tubuhnya—semua karena kesombongan.
Kesombongan seringkali tidak terlihat jelas, tapi efeknya nyata: kita jadi menolak nasihat, mengeraskan hati, dan menutup pintu bagi keajaiban Tuhan.
BACA JUGA: Taat Itu Tak Perlu Logika
SuperParents, dalam kehidupan kita sehari-hari, bisa jadi kita juga bersikap seperti Naaman:
Kita menolak saran dari pasangan karena merasa lebih berpengalaman.
Kita tidak mendengarkan anak, karena merasa mereka belum tahu apa-apa.
Kita menolak bantuan atau masukan, karena merasa harus bisa sendiri.
Padahal, bisa jadi lewat orang-orang di sekitar kitalah Tuhan mau berbicara sama kita.
Kesembuhan Naaman dimulai bukan saat ia mandi di Sungai Yordan, tapi saat ia merendahkan diri dan taat.
Mungkin hari ini kita juga sedang menunggu mujizat—pemulihan hubungan, kesembuhan, arah dalam hidup dan lainnya. Mari renungkan: apakah ada kesombongan yang sedang menghalangi Tuhan bekerja?
Beranilah berkata, “Aku nggak tahu, boleh bantu aku?” Entah itu kepada pasangan, anak, orang tua, atau rekan kerja. Kalimat ini bisa jadi awal dari hati yang rendah dan terbuka pada kehendak Tuhan.
Ikuti Doa Ini:
Tuhan, ampuni jika aku sering merasa paling benar dan sulit menerima masukan. Lembutkan hatiku agar aku mau belajar, mendengar, dan taat. Ajar aku untuk merendahkan hati agar mujizat-Mu bisa nyata dalam hidupku. Amin.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK