ARTICLE

Tue - Jan 12, 2021 / 1077 / Parenting

Jangan Larang Anak Mendebat, Melainkan Atasi dengan Cara Ini

Berbahagialah Superparents yang sering di debat oleh anaknya. Lho kok bilang seperti itu sih? Bukannya itu tandanya anak tidak hormat dan membangkang? Eits, itu pemikiran orang tua zaman dulu lho ditambah dengan bumbu, “Eh jangan gitu, nanti kamu kualat!” Akhirnya anak-anak tumbuh menjadi pasif dan serba manut dengan pendapat orang lain, tidak bisa mengatakan ketidaksetujuannya.

Memang untuk beberapa orang tua, argumentasi anak bagaikan mimpi buruk. Padahal inilah momen dimana anak belajar berkomunikasi dengan baik. Gwen Dewar, Ph.D. menulis dalam situs Parenting Science bahwa pelajaran atau kebiasaan debat yang diperkenalkan kepada anak sejak kecil dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang sangat berguna dalam aneka konteks interaksi. Dengan belajar berdebat, logika anak akan terlatih dan berdasarkan sebuah studi, hal ini mampu menggenjot skor IQ mereka.

Baca juga : 9 TIPE KECERDASAN YANG ANAK-ANAK MILIKI, ANAK SUPERPARENTS YANG MANA?

Di samping itu, pelajaran berdebat juga dapat memompa kepercayaan diri serta komitmen anak saat memilih satu perspektif dalam melihat isu. Sehubungan dengan kemampuan berkomunikasi, berdebat juga menjadi cara alternatif melatih kemampuan berbicara di depan publik. Berikut ini keuntungan lainnya saat anak mampu berdebat :

  1. Melatih kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tertulis
  2. Mengasah kemampuan anak berpikir kritis
  3. Membantu anak terbiasa untuk melakukan riset dan presentasi
  4. Memicu kreativitas saat mengeksplorasi isu-isu tertentu
  5. Mengatasi ketakutan berbicara di depan umum dan meningkatkan kepercayaan diri anak
  6. Mendorong keinginan untuk berpartisipasi aktif dalam kelas
  7. Menciptakan ikatan persahabatan dengan anak-anak lain yang berpikiran serupa

Baca juga : HAL YANG SERING MEMBUAT KITA SEBAGAI ORANG TUA MERASA GAGAL DAN CARA MENGATASINYA

Lalu bagaimana kita sebagai orang tuanya menghadapi anak yang suka mendebat?

  1. Tunjukkan bahasa tubuh yang baik, tanpa intonasi tinggi, berbicara kasar, memukul, melotot, dll.
  2. Hindari menekan anak, misalnya dengan labelling. Kalau tidak patuh nanti ditangkap polisi, dll.
  3. Pahami ketidaktahuan anak.
  4. Pergunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
  5. Di akhir dialog, tanyakan apakah anak sudah paham atau belum.
  6. Jujur dan terbuka pada anak.
  7. Ajari anak mencari solusi. Mulai dari menerima argumen lawan bicaranya, mengolah dan memikirkan apa yang akan dikatakan lawan bicara. Latih anak berpikir kritis pada setiap argumen.

Jadi nggak perlu ragu dan takut ya Superparents kalau anak suka mendebat. Tinggal bagaimana kita bisa membatasi dan menegaskan mereka jika pendapat anak sudah tidak terarah. Jadi sabar-sabar ya Superparents. Namanya juga lagi belajar.

Contasia Christie

Content Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK