Netizen Indonesia baru-baru ini dikejutkan dengan berita seorang remaja bernama Isabella Guzman yang tega membunuh ibunya dengan lebih dari 100 tusukan di leher dan wajah. Sebenarnya kejadian ini sudah berlangsung tahun 2003 lalu, namun video persidangannya mencuat di media sosial baru-baru ini dan viral karena ia tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan di wajahnya. Bahkan ia mampu tersenyum!
Sebenarnya hubungan Isabella dengan ibunya memang tidak baik. Mereka seringkali bertengkar. Isabella juga pernah mengirimkan email ancaman kepada ibunya, sampai-sampai ibunya memanggil polisi. Polisi pun datang dan memberikan nasihat padanya, tapi tidak didengarnya.
Meski terbukti membunuh ibunya, tapi Isabella dinyatakan tidak bersalah karena ternyata ia mengidap paranoia schizophrenia. Akhirnya berdasarkan hasil keputusan persidangan, Isabella dirujuk ke rumah sakit jiwa, Institut Kesehatan Mental Colorado di Pueblo.
Baca juga : SAKSIKAN 18 FENOMENA ANTARIKSA PADA SEPTEMBER 2020 INI BERSAMA KELUARGA (PART 2)
Schizophrenia merupakan gangguan kejiwaan berat yang bersifat kronis( berlangsung lama) yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk memperhitungkan kenyataan ataupun realita. Umumnya, masalah kesehatan mental ini ditandai dengan halusinasi, delusi, serta gangguan sosial lainnya. Sampai saat ini, penyebab schizophrenia pada anak belum diketahui secara pasti. Dicurigai, kemungkinan terbesar adalah keturunan atau genetika yang menyebabkan kelainan pada kimiawi otak.
Keadaan tersebut memang biasanya ditemui pada orang dewasa. Tetapi, kenyataannya, schizophrenia bisa dimulai pada masa anak- anak. Schizophrenia pada anak terjadi di bawah umur 13 tahun. Meski begitu, kejadian schizophrenia pada anak terbilang sangat langka, dengan frekuensi 1 dari 10.000 anak. Frekuensi ini bertambah antara umur 13- 18 tahun saat memasuki remaja. Masa tersebut adalah awal perkembangan schizophrenia pada saat dewasa.
Secara umum, gejala schizophreniapada anak terbagi atas empat kategori besar, yaitu:
Gejala Positif
Gejala Negatif
Perilaku dan Pikiran Kacau
Beberapa gejalanya adalah bicara kacau, tidak nyambung, atau bahkan tidak bicara sama sekali (mutisme). Bisa juga postur anak bersifat katatonik atau kaku dalam posisi lama.
Gangguan Kognitif
Anak dengan skizofrenia biasanya juga alami kemampuan berpikir yang terganggu. Akibatnya, dapat muncul masalah pada pelajaran sekolah.
Apabila terjadi setidaknya 1 gejala positif atau 2 di antara gejala di atas selama kurun waktu 1 bulan, Anda harus waspada schizophreniapada anak. Segera berkonsultasi dengan profesional, seperti dokter atau psikolog.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK