ARTICLE

Thu - Jun 05, 2025 / 103 / Daily Devotional

Berani Menyuarakan yang Benar dengan Kasih

Ayat Renungan: Amsal 31:8 – “Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang lemah!”

SuperParents, pernahkah kita merasa ragu atau mungkin takut untuk menyuarakan kebenaran? Entah karena takut menyinggung, khawatir dianggap sok suci, atau tidak mau terlibat masalah. Padahal dalam hati, kita tahu apa yang benar. Tapi sering kali mulut ini tertutup… dan kita membiarkan ketidakbenaran lewat begitu saja.

Firman Tuhan dalam Amsal 31:8 memberi kita dorongan lembut: “Bukalah mulutmu…”. Tuhan tidak meminta kita menjadi keras atau marah, tetapi berani bersuara dengan kasih, apalagi untuk membela mereka yang lemah dan tak bisa bersuara untuk diri sendiri.

Memang, menyuarakan kebenaran bukanlah hal yang mudah—apalagi jika kita takut akan penolakan, konflik, atau kehilangan kenyamanan. Tapi dalam Alkitab, kita melihat teladan luar biasa dari seorang wanita yang dipilih Tuhan bukan hanya untuk jadi ratu, tapi untuk menyuarakan kebenaran demi menyelamatkan bangsanya. Ya, dialah Ratu Ester.

Meski tahu bahwa berbicara pada raja tanpa undangan bisa membuatnya kehilangan nyawa, Ester tetap memilih untuk bersuara. Dengan penuh kasih dan hikmat, ia mengungkapkan kebenaran dan menyelamatkan bangsanya dari kehancuran. Keberanian dan kasihnya menjadi bukti bahwa Tuhan memakai orang yang mau berdiri bagi kebenaran.

Lalu, bagaimana kita sebagai orang tua bisa menyuarakan kebenaran dalam keseharian, terutama di hadapan anak-anak kita?

1. Tegur dengan Kasih, Bukan Emosi

Seperti Ester yang memilih waktu dan cara yang tepat untuk berbicara kepada raja, kita pun bisa menegur rekan atau anak dengan hati yang penuh kasih. Saat rekan sekerja atau anak berbohong, menyontek, atau berkata tidak sopan, ajak mereka bicara pelan-pelan, bukan membentak.
Kebenaran yang disampaikan dengan cinta akan lebih mudah diterima daripada yang disampaikan dengan marah.

2. Jadilah Contoh dalam Menjunjung Nilai Kebenaran

Ester tidak hanya berkata-kata, tapi juga bertindak. Ia berpuasa, berdoa, dan menyiapkan segala hal sebelum menghadap raja. Kita pun bisa menjadi contoh bagi orang lain dan anak-anak dengan berlaku jujur, adil, dan tidak kompromi terhadap ketidakbenaran.
Anak belajar kebenaran bukan hanya dari kata-kata kita, tapi dari tindakan nyata kita setiap hari.

3. Ajak Anak Belajar Membela yang Lemah

Didik anak untuk tidak membully, tidak diam saat melihat ketidakadilan di sekolah, dan berani berkata tidak saat melihat temannya menyontek. Tanyakan pada mereka, “Kalau kamu jadi dia, apa yang kamu harapkan orang lain lakukan?
Ini menumbuhkan empati dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran dengan hati yang lembut.

SuperParents, Ester tidak langsung jadi berani. Ia butuh doa, puasa, dan keyakinan bahwa Tuhan menyertainya. Demikian juga kita. Mari latih diri dan anak untuk tidak takut menyuarakan yang benar, dan lakukan semuanya dalam kasih.

Download PDF

Audreyline S. Candy

Penulis Konten
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK