ARTICLE

Mon - Sep 04, 2017 / 2081 /

Belum dikaruniai momongan? Mungkin Anda masih diberi waktu untuk travelling

Di era serba canggih ini, travelling bersama anak memang lebih mudah ketimbang dulu. Namun tetap saja, petualangan yang menggoda adrenalin, bukan pasangan yang cocok dengan balita. Percayalah.

Perjalanan penuh petualangan dan bayi atau balita, sesungguhnya, bukanlah padanan yang cocok. Setiap orangtua dari anak-anak kecil juga akan merasa sulit sekali merasa bahwa perjalanan tersebut adalah 'liburan' jika dilakukan bersama 'monster-monster' kecil itu.

Belum lagi perkara barang bawaan. Jika biasanya Anda bepergian sendiri, bersama teman, atau dengan pasangan hanya perlu membawa satu koper kecil untuk pergi seminggu? Dengan anak, koper kecil hanya berguna untuk pergi satu malam. Makhluk kecil itu terlalu sering harus berganti baju karena menumpahkan es teh. Atau membutuhkan begitu banyak lapisan agar tidak masuk angin.

Belum, belum, sebab bukan hanya itu. Anda juga harus, wajib mengatur itinerary sedetail mungkin, sebelum berangkat. Lupakanlah petualangan seru dengan dadakan memesan kamar, atau menginap di tenda. Jika sudah memiliki anak, maka sebelum pergi, Anda akan berlama-lama duduk manis di depan laptop, untuk memilih penginapan yang ramah anak.

Lengkap dengan kids club dan kolam renang yang aman, belum lagi mengecek keberadaan box bayi, mengetahui di mana lokasi rumah sakit terdekat, mencari tahu tempat makan yang aman dan bisa dimakan anak. Tanpa itu semua, liburan dipastikan akan berubah menjadi bencana.

Tak akan ada lagi pergi dadakan dan penuh tantangan. Sebab, menyeret-nyeret koper mereka, atau mendorong stroller sambil menggendong bayi saja sudah merupakan tantangan.

Karena itu, jika kini Anda dan pasangan belum dikaruniai momongan, tak perlu mengeluh atau merasa tak berguna. Apalagi menghabiskan hari-hari dengan bertengkar dengan pasangan karena saling menyalahkan. Tak ada gunanya berburuk sangka pada orang yang kita cintai, dan pada takdir Tuhan. Percayalah, semua yang diberi-Nya adalah yang terbaik.

Sementara itu, nikmatilah hidup tanpa wangi minyak angin bayi, lusinan cucian per hari, dan suara tangis serta bau ompol di rok baru kesayangan Anda. Mungkin Tuhan memang menggariskan Anda untuk travelling dulu sebelum punya anak?

Coba bayangkan Iceland, misalnya. Bayangkan diri Anda dan pasangan mendaki Thrihnukagigur volcano, atau menjelajahi gua es. Kemudian setelah lelah berpetualang, Anda berdua dapat menghabiskan waktu sambil berendam di kolam geotherman dan sauna untuk kembali melemaskan otot-otot yang tegang.

Atau bayangkan Paris, jalan berdua bergandengan tangan, lalu berhenti di boulangeries dan fromageries untuk mengisi keranjang dan kemudian berpiknik di Jardin des Tuileries atau di bawah Eiffel Tower. Bayangkan, Anda dapat menghabiskan waktu untuk belanja berjam-jam di Marais, tanpa ada anak kecil yang mengeluh bosan.

Atau mencoba tur helicopter dan heli-skiing serta ice climbing di Banff, Alberta, Canada? Wuih, jika Anda berkunjung di musim panas, bisa juga lho sambil menikmati rafting, naik kuda atau sekadar duduk santai menikmati Canadian rockies berteman novel terbaru.

Kota-kota yang umumnya dinikmati anak-anak, seperti Tokyo juga sebetulnya bisa dinikmati tanpa anak-anak sama sekali. Bayangkan bangun pagi dan mengunjungi Tsukiji fish market. Mengikuti tur ke kuil Shinto, menikmati sake, meluncur turun ke sungai Kanda dari Nihonbashi dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan.

Atau bayangkanlah menikmati kursus menyelam, dan melakukan penyelaman berpuluh meter ke dasar laut, di Labuan Bajo, misalnya? Menikmati manta yang asyik menari dan berenang bersama arus seperti penyu dalam film Finding Nemo. Semua itu, adalah hal yang bisa Anda nikmati ketika Tuhan belum menganugerahkan anak dalam kehidupan Anda.

Tak perlu bertengkar, tak perlu marah, dan tak perlu sedih. Sebab tak ada satu daun pun yang jatuh tanpa ketentuan-Nya. Nikmati hidup ini sepenuhnya, dengan apa yang kita miliki, benar?

sumber :hipwee.com

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK