ARTICLE

Tue - May 27, 2025 / 126 / Daily Devotional

Akibat dari Keputusan yang Tergesa-gesa

Kita semua pernah melakukannya—mengambil keputusan terburu-buru karena emosi sesaat, lalu menyesalinya bertahun-tahun kemudian. Mungkin saat marah kita mengirim pesan kasar, lalu hubungan jadi rusak. Atau karena malas, kita menunda tugas penting, dan akhirnya kehilangan kesempatan besar. Atau seperti Esau, yang menukar hak kesulungannya hanya untuk sepiring makanan.

Dalam Kejadian 25:34'Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungannya.' Bayangkan: hak sebagai anak sulung—berkat ganda, warisan utama, posisi pemimpin keluarga—dilepas hanya karena perut lapar! Esau tidak berpikir panjang. Baginya, yang penting 'Sekarang aku kenyang!' Tapi setelahnya? Penyesalan yang tak bisa ditarik kembali.

Mengapa Kita Sering Terjebak Keputusan Tergesa-gesa?

  1. Dikendalikan Emosi Sesaat
    Lapar, marah, takut, atau lelah bisa membuat kita tidak berpikir jernih. Esau bilang, 'Aku akan mati kalau tidak makan sekarang!' (ayat 32). Padahal, masak iya anak seorang kepala keluarga seperti Ishak tidak punya persediaan makanan? Ini bukan soal lapar fisik, tapi ketidakmampuan mengendalikan diri.

  2. Menganggap Remeh Hal yang Berharga
    Hak kesulungan bagi Esau mungkin cuma 'status formal'. Tapi sebenarnya, itu adalah warisan berharga dari Tuhan. Sama seperti kita kadang meremehkan kesehatan, keluarga, atau iman—baru sadar nilainya saat semuanya hilang.

  3. Tidak Memikirkan Dampak Jangka Panjang
    Keputusan instan sering berfokus pada 'Apa yang aku mau SEKARANG?', bukan 'Bagaimana akibatnya 5 tahun lagi?'. Esau hanya ingin kenyang, tapi akibatnya ia kehilangan berkat, hubungan dengan ayahnya, bahkan harus membenci adiknya sendiri.

BACA JUGAKetika Rasa Iri Menguasai Hati

Bagaimana Agar Tidak Mengulangi Kesalahan Esau?

  1. Jangan Buat Keputusan Besar Saat Emosi Sedang Tinggi
    Lapar? Makan dulu. Marah? Tenang dulu. Lelah? Istirahat dulu. Tuhan memberi akal budi untuk 'berpikir sebelum bertindak'.

  2. Tanyakan pada Diri Sendiri: 'Apa Nilai yang Aku Korbankan?'
    Sebelum memutuskan, hitung harganya:

    • 'Jika aku memendam amarah, apa hubunganku dengan orang ini akan rusak?'

    • 'Jika aku menyerah pada godaan, apakah imanku akan terganggu?'

    • 'Jika aku malas hari ini, apa konsekuensinya besok?'

  3. Ingat: Tidak Semua yang Terasa 'Mendesak' Itu Penting
    Esau merasa 'Aku harus makan sekarang!', padahal itu hanya keinginan sesaat. Banyak hal dalam hidup terasa mendesak, tapi belum tentu bernilai kekal.

Tantangan untuk Kita Hari Ini

  • Pause sebelum memutuskan. Ketika ada pilihan besar, ambil waktu 24 jam untuk merenung, berdoa, atau minta nasihat.

  • Lihat ke depan. Tanya diri: 'Jika aku lakukan ini sekarang, apa aku akan bangga 5 tahun lagi?'

  • Jangan tukar berkat jangka panjang demi kesenangan sesaat.

Esau menyesal, tapi Alkitab berkata 'Ia tidak mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.' (Ibrani 12:17). Jangan sampai kita seperti itu. Hari ini, Tuhan memberi kita kesempatan untuk memilih bijak. Gunakanlah!

Jika saat ini SuperParents membutuhkan dukungan, maupun ingin didoakan, hubungi Layanan Doa dan Konseling CBN sekarang juga dengan klik link di bawah ini!

HUBUNGI SEKARANG

Download PDF

Audreyline S. Candy

Penulis Konten
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK