Semua anak dilahirkan dengan talenta yang Tuhan berikan. Namun sayangnya masih ada beberapa orang tua yang sulit menemukan bakat atau talenta apa yang anaknya miliki. Daniel Coyle, penulis buku “The Talent Code” menemukan kuncinya bahwa keahlian atau kejeniusan itu melewati proses pertumbuhan.
Coyle yang meghabiskan dua tahun untuk meneliti di sembilan tempat pengembangan bakat olah raga, seni, musik, dan matematika di dunia. Ia mengatakan bahwa bakat anak adalah hasil dari pola yang istimewa dan kuat yang mengombinasikan tiga kekuatan elemental, yaitu metode latihan yang ditargetkan, metode pendorong, dan pembinaan yang spesifik.
Mereka akan melewati tahapan dimana mereka berlatih, menghadapi kegagalan, dipuji, dan dikritik untuk mencapai kesuksesan. Ingin membuat pembelajaran sendiri dirumah? Berikut tipsnya:
Anak tidak mudah berlatih secara mendalam, hal itu membutuhkan gairah (passion), motivasi, ketekunan, dan cinta. Ketika identitas anak terjalin dengan suatu tujuan, semangatnya menjadi membara, energi motivasi di alam bawah sadarnya dilepaskan. “Bukan gen yang membuat anak-anak ini berhasil. Ini adalah bahan bakar yang didalamnya terkandung ide kecil. Saya ingin seperti mereka.” Kata Coyle.
Anak akan semakin mahir ketika kita membantunya berusaha melewati kemampuan dasarnya, membuat kesalahan dan memperbaikinya sampai tahap yang disebut “pelatihan mendalam”. Kesalahan adalah pembelajaran agar kemampuannya dapat berkembang dengan cepat. Anak-anak yang melihat sebuah kesalahan sebagai bahan bakar untuk belajar, dibanding keputus-asaan, mereka akan menjadi jenius.
Teknik ini berpengaruh pada semua jenis bakat. Alasan keberhasilannya adalah ketika anak melakukan bakatnya perlahan, ia dapat merasakan dan memperbaiki kesalahan lebih banyak, serta melatih anak untuk membangun kemampuannya. Bukan seberapa cepat anak melakukannya, tapi seberapa lamban ia melakukannya secara benar.
Saat kita memuji kepintaran seorang anak, kita memposisikan anak itu sudah menguasai kemampuannya sehingga ia akan mengambil resiko yang lebih kecil. Namun saat kita memuji usahanya, anak menjadi tidak ragu untuk mengambil resiko yang lebih besar, melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Inilah esensi pelatihan dan pembelajaran yang mendalam.
Meniru adalah cara neurologis manusia untuk menemukan kemampuannya. Ajak anak untuk membayangkan bahwa mereka dapat melakukan kemampuannya secara sempurna, ini adalah langkah awal yang bagus untuk melakukannya. Tim Gallwey, penulis dan instruktur tenis, mengajar murid pemula dengan bermain tenis secara meniru tanpa instruksi satu katapun.
Kesimpulan
Hasil pelatihan mendalam untuk menumbuhkan kemampuan hanya berasal dari anak, bukan orang tua. Seperti yang dikatakan oleh Psikolog Standford, Carol Dweck, semua saran orang tua dapat disimpulkan menjadi dua hal penting:
Dengan kata lain, perhatikan ketika mereka mulai mencintai bidangnya, dan bantu mereka untuk menggunakan energi cintanya secara bijak. Bakat atau talenta adalah sesuatu yang dibangun, bukan sekedar dilahirkan. Seperti kata Alkitab tentang perumpamaan talenta di Matius 25: 14 – 30. Talenta merupakan pemberian Allah secara cuma-cuma, dan kita harus memperjuangkannya sampai menjadi yang berkat bagi orang banyak. (CC)
Source : education.com
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK